Pernah nggak sih? pembaca sekalian menemukan orang yang nggak ada sama sekali konflik dalam hidupnya. Kayaknya impossible dan nggak mungkin seseorang sebagai makhluk sosial dalam hidupnya terlepas dari yang namanya konflik.
Dikondisi saat ini dalam masa wabah covid-19 yang mengharuskan kita untuk stay at home, yang tentunya aktivitas interaksi kita lebih banyak dihabiskan Bersama orangtua maupun keluarga dan pasangan kita, yang pastinya ada hari dimana kita memiliki konflik bersama mereka. Konflik itu nggak terhindarkan. Dimulai dari rebutan kue bersama kakak, debat sama orangtua, beda pendapat Bersama pasangan, dan konflik-konflik lainnya yang memang sudah kita hadapi dari awal kehidupan. Masalah-masalah tersebut dapat menjadikan konflik yang ringan maupun berat.
Dan tentunya kalau konflik ini terus menerus diabaikan dalam kehidupan sehari-hari, akan sangat sekali menggangu Kesehatan mental kita. Kalau bahasanya zaman sekarang, kita hidup penuh dengan Toxic. Dari lingkungan kita dan hubungan relasi kita Bersama orang lain. Tapi jangan khawatir, meskipun konflik itu memang tidak bisa dihindari tapi kita bisa menyesiasatin dan menyelesaikan masalah ini.
Membahas bagaimana cara kita untuk menyelesaikan suatu konflik, tentunya yang paling basic adalah mengenai relationship skills pada diri kita. Kalau memaknai relationship skills ( kemampuan beralasi) dalam kurikulum SEL (Social Emotional Learning) yang dikembangkan oleh CASEL dalam 5 keys successful adalah kemampuan untuk membangun dan memelihara hubungan yang sehat dan bermanfaat dengan beragam individu dan kelompok.
Ini termasuk berkomunikasi dengan jelas, mendengarkan secara aktif, bekerja sama, melawan tekanan sosial yang tidak pantas, menegosiasikan konflik secara konstruktif, dan mencari dan menawarkan bantuan ketika dibutuhkan.
Dilansir salah satu video dari Edutopia yang membahas mengenai kompetensi SEL. Relationship skills merupakan hal yang paling essential. “. It's the one skill you need your whole life. You may not need calculus tomorrow, but you have to know how to work in a relationship, whether it's for a co-worker, or a life partner. You have to know how to handle conflict, and how to handle challenges.” Pernyataan dalam video tersebut cukup menarik dengan salah satu kalimatnya bahwa Ini adalah satu keterampilan yang Anda butuhkan sepanjang hidup Anda. Anda mungkin tidak perlu kalkulus besok, tetapi Anda harus tahu cara bekerja dalam suatu hubungan, apakah itu untuk rekan kerja, atau pasangan hidup. Anda harus tahu cara menangani konflik, dan bagaimana menangani tantangan.
Salah satu aspek dari relationship skills ini adalah bagaimana menyelesaikan suatu konflik. Jadi konflik ini adalah pertentangan antara dua orang atau lebih. Dimana setiap pihak menginginkan hal yang berbeda dan itu bertentangan dengan pihak yang lain. Dalam konflik terbentuk adanya interaksi yang dimana salah satu pihak menekan pihak yang lain sesuai keinginannnya atau mencapai keuntungan. Nah itu masih dari sisi negatifnya.
Dan dari sisi positifnya konflik ini dapat menjadi pemicu untuk berkembang. Yaitu menjadi insan yang lebih baik. Sebab, Ketika kita dapat menyelesaikan suatu konflik terutama dalam suatu hubungan, maka hubungan kita dengan pasangan kita akan menjadi kuat. Maksudnya adalah konflik yang diselesaikan dengan cara yang baik akan memicu terbangunnya trust (kepercayaan) antara satu sama lain dan tentunya kita akan merasa lebih secure dan percaya diri dalam hubungan kita bersama pasangan kita karena sebelumnya kita dapat menyelesaikan konflik itu secara baik.
Apa saja cara-cara yang bisa diterapkan untuk menyelesaikan suatu konflik dengan orang lain? Refrensi yang saya dapatkan dalam video satu persen Indonesia, mari kita pelajari dalam tulisan ini.
Thomas-Kilmann Model