Mohon tunggu...
Mayzeda FN
Mayzeda FN Mohon Tunggu... Lainnya - hai i am a newbie writer and i'm studying early childhood education

sometimes i really want to write something that often in my mind but its hard to put the word into a beautiful sentence. im trying my best to be a better writer!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

belajar moral dari pak kohlberg

28 Maret 2020   20:32 Diperbarui: 8 April 2020   18:26 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Amerika ada sebuah kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang remaja. Remaja  tersebut telah membunuh seorang pengantar pizza yang sedang mengantarkan pesanan pizzanya, dengan tindakan tersebut sang anak remaja bersenang- senang dengan temannya  untuk membunuh sang pengantar pizza. Hingga sang pengantar pizza yang memiliki identitas sebagai seorang muslim telah terbunuh dan meninggal. Kematian pengantar pizza tersebut telah diungkap oleh pengadilan Kentucky Amerika. 

Dengan menjatuhkan pidana kepada remaja tersebut. Namun dalam persidangan tersebut sang ayah pengantar pizza yang terbunuh, mengejutkan semua orang disana. Ia memberikan sebuah pernyataan yang mengaharukan kepada semua orang. Bahwa ia memaafkan terdakwah dan ia meyakini bahwa anaknya yang telah terbunuh pasti akan memaafkannya, sekilas ia memberitahukan identitasnya sebagai seorang muslim dan ia mengatakan bahwa  Islam mengajarkan untuk saling memaafkan dan sang ayah menerima kenyataan kematian anaknya sebagai takdir dari Allah.

Melihat dilema kasus diatas merupakan sebuah perbuatan moral yang cukup besar nilainya dari sang ayah korban dan mungkin ini merupakan cukup langka untuk ditemui di zaman sekarang.  

Membahas tentang moral mengingatkan saya pada seorang tokoh yang telah memberikan sumbangan besar bagi sejarah perkembangan psikologi. Ia adalah Lawrance Kohlberg seorang guru besar Universitas Harvard dan Chigago yang telah membuat karya tentang perkembangan moral. Perkembangan moral yang telah di teliti oleh Kohlberg merupakan pengembangan dari teori Jean Piaget.

Kohlberg menjadikan teorinya yang berpandangan bahwa penalaran moral, yang merupakan dasar dari perilaku etis. Ia mengidentifikasi 6 tahapan perkembangan moral dengan penelitiannya dalam sebuah dilema moral, yang dimana ia meneliti bagaimana setiap individu menghadapi sebuah persoalan.

Tahapan perkembangan moral Kohlberg

Keenam tahapan perkembangan moral dari Kohlberg dikelompokan ke dalam tiga tingkatan. Yaitu pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensioanal.

  • Pra-Konvensional.
  • Pada tingkatan ini, merupakan tingkatan yang paling rendah. Dikarenakan seseorang tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral. Individu akan menganggap bahwa penalaran moral hanya dikendalikan oleh imbalan ( hadiah) dan hukuman eksternal. Jadi seseorang melakukan tindakan hanya karena sebuah imbalan atau karena adanya hukuman, perbuatan ini cenderung terkontrol oleh eksternal yang memilki aturan-aturan. Dengan kata lain tingkah laku yang baik akan mendapat hadiah dan tingkah laku yang buruk mendapat hukuman.

  • Pada tahap I. Orientasi  hukuman dan ketaatan.
  • Pada tahap ini  seseorang akan bertindakan berdasarkan hukuman dan seseorang akan taat karena orang lain menuntut untuk taat. Contoh seorang bersaudara tidak boleh saling memukul karena dilarang oleh ayahnya, jika ia melanggar ia akan memperoleh hukuman dari sang ayah.

Pada tahap II. Individualis dan tujuan. Pada tahap ini penalaran moral seseorang didasarkan atas imbalan ( hadiah) dan kepentingan sendiri. Seseorang pula melakukan dengan maksud adanya timbal balik dengan orang lain. Hal ini bukan karena adanya loyalitas, rasa terimakasih atau keadilan. Apa yang benar adalah apa yang dirasakan baik dan apa yang dianggap menghasilkan hadiah. Contoh  si A mau pergi dengan si B asalkan si B mau membelikan apa yang si A mau.

Konvensional

Pada tingkatan ini merupakan tingkatan internalisasi seseorang yang tingkatan menengah, dimana seseorang tersebut menaati atas dasar norma-norma umum atau standar- standar  (internal) tertentu, tetapi mereka tidak menaati standar-standar orang lain ( eksternal) dan kewajiban serta otoritas yang dijunjung tinggi. Tahapan ini pada umumnya ada pada seorang remaja atau orang dewasa. Tahapan ini memiliki 2 tingkatan yaitu:

Tahap III.  Norma-norma interpernasional.  Seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran sosial. Seseorang melakukan penyesuaian dengan kelompok dan orientasi menjadi " anak baik ". Perilaku yang seseorang lakukan adalah perilaku yang menjadi harapan dari para anggota keluarga atau kelompok lain. Dan semua akan berperilaku dengan aturan dan patokan moral agar dapat memperoleh persetujuan orang dewasa, dan bukan untuk mengindari hukuman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun