Mohon tunggu...
Maya Sari
Maya Sari Mohon Tunggu... Wiraswasta - banyak kekurangan namun selalu berupaya menjadi yang terbaik

seorang wanita tangguh

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Saya Milenial, Saya Pilih Demokrat

9 April 2019   15:59 Diperbarui: 9 April 2019   16:44 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Milenial | bernas.id

Milenial, ya, ya dan ya, sebuah kelompok usia yang hari ini diperebutkan suaranya dalam Pemilu 2019. Pilihan kelompok usia kami diyakini banyak pihak dapat menentukan siapa yang nantinya akan memimpin republik ini. Bangga? Ya, tapi seiprit doang.

Ketahuilah bapak ibu, tuan dan puan, kami kecewa dengan apa yang kalian pertontonkan. Kami muak dengan politik adu domba yang terjadi. Jadi jangan heran, kalau beberapa waktu lalu banyak diantara kami yang menyatakan golput dalam Pemilu 2019.

Akan tetapi, setelah kami menyatakan kemuakan kami, apa yang kami dapatkan?

Tidak ada. Kami hanya dicaci maki. Kami dikatakan 'pengecut' oleh Ketum PDIP yang juga pernah menjadi Presiden RI, Megawati Soekarnoputri. Tidak hanya sampai disitu, bahkan kami 'diusir' dari tanah kelahiran kami. Kami dianggap tidak berhak menjadi warga negara.

Ingatlah wahai petinggi partai politik, kemuakan kami ini karena kegagalan kalian memberikan edukasi politik sebagaimana yang seharusnya. Kami milenial, kami tumbuh dengan gadget yang kami pegang saban waktu. 'No gadget, no life' itulah motto kami. Banyak informasi yang mungkin jika diadu dengan bapak ibu, kami lebih jauh unggul dari segi kecepatan.

Kami milenial dicirikan sebagai kelompok yang peka dengan fenomena sosial. Kami gampang marah, tapi juga gampang untuk bersimpati. Seperti itulah kami.

Namun dengan sederatan cerita tadi, kami atau saya secara pribadi yang tergolong milenial menemukan secercah harapan dalam pilihan politik kedepan. Surat yang dilayangkan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Prabowo Subianto membuat saya kagum dengan sikap partai ini. SBY memberi masukan untuk kampanye akbar Prabowo untuk membawa suasana inklusif dan kebergaman.

SBY dan Partai Demokrat menganggap kebhinekaan dan kemajemukan sangat sayang jika dipertaruhkan hanya untuk sekedar kursi jabatan. Bukankah para pendahulu kita dulu berkorban darah dan nyawa untuk merangkai nusantara dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)?

Jalan dan pilihan Demokrat adalah jalan dan pilihan ksatria. Bertaruh dan berkorban untuk orang banyak walaupun itu adalah pilihan yang pelik hari ini. Jika Demokrat berani seperti itu, maka kami sebagai yang muda akan mendukung.

Bukankah kata Bapak Proklamator Ir Soekarno "berikan kami sepuluh pemuda, maka akan kami goncang dunia". Kami milenial siap wujudkan itu bersama Demokrat. Mantap pilih Demokrat, menangkan Demokrat, dan wujudkan Indonesia yang adil dan bermartabat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun