Mohon tunggu...
Mayang SekarAnindya
Mayang SekarAnindya Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Mahasiswa Bioteknologi tingkat akhir yang juga berkecimpung di dunia jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Leptospirosis Memiliki Gejala yang Mirip dengan DBD

10 Juli 2020   14:17 Diperbarui: 10 Juli 2020   14:23 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Leptospirosis merupakan penyakit yang kini sudah cukup jarang ditemui di kota Surabaya, namun disetiap musim penghujan tiba, ada setidaknya beberapa kasus muncul di kota pahlawan ini. Munculnya kasus leptospirosis jauh lebih sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) sehingga walikota dan pemerintah lebih terfokus untuk menekan angka kesakitan akibat DBD. 

Dalam lingkup provinsi, Jawa Timur, leptospirosis pernah menjadi kasus KLB (kejadian luar biasa) dengan kasus terbanyak terjadi di Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada tahun 2016. Kasus ini digolongkan sebagai KLB di Magetan, Jawa Timur oleh karena adanya kematian pada pasien dengan suspek leptospirosis.

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan adanya infeksi bakteri patogen yang bernama leptospira dan merupakan zoonosis (ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya). 

Nama lain dari penyakit ini adalah Weil Disease. Leptospirosis merupakan penyakit yang bersifat musiman yang menyerang daerah beriklim tropis dan sub tropis. 

Masa hidup bakteri leptospira cocok pada kondisi lingkungan yang hangat dan lembab sehingga kejadian leptospirosis pada negara beriklim tropis lebih tinggi. Sebaran leptospirosis tersebar luas di dunia terutama di negara berkembang. Leptospirosis biasanya terjadi di daerah perkotaan maupun pedesaan. 

Penyakit ini banyak terjadi pada usia produktif (< 55 tahun). Tingginya curah hujan, ketinggian tempat dan adanya banjir merupakan faktor risiko kejadian leptospirosis. Ketinggian tempat dapat mempengaruhi curah hujan suatu wilayah, serta pada wilayah dengan adanya genangan banjir banyak ditemukannya kejadian leptospirosis. 

Gejala awal Leptospirosis mirip dengan demam berdarah dengue yaitu : demam, batuk, mual, nyeri otot punggung dan betis, muncul bercak kemerahan pada kulit atau mata, kulit dan mata menjadi kuning, serta kencing berdarah. Leptospirosis dapat menyebar melalui genangan air dan banjir, sampah yang menumpuk, dan tikus atau hewan berdarah panas yang berkeliaran.

Tidak ada data pasti yang dipaparkan oleh Dinkes Jawa Timur maupun Dinkes kota Surabaya mengenai peningkatan dan penurunan kasus Leptospirosis ini, karena memang kasus yang timbul hanya sedikit, kurang dari 50%. 

Namun akan lebih baiknya apabila kita memahami tentang penyakit Leptospirosis ini. Mengingat pada musim hujan kemarin, beberapa daerah Surabaya rawan terkena banjir, dan kejadian ini kemungkinan besar akan terjadi lagi di musim hujan yang akan datang. 

Adanya kesamaan pada gejala awal penyakit leptospirosis dengan demam berdarah dengue, sehingga sebagian besar masyarakat memiliki statement penggolongan penyakit tersebut adalah DBD. 

Perilaku masyarakat yang cenderung lebih mengutamakan pengobatan secara tradisional atau herbal dapat menyebabkan ketidaktepatan dalam pemberian obat kepada penderita. Sehingga perlu adanya edukasi tentang penyakit Leptospirosis agar masyarakat lebih paham dan tidak asal dalam memberikan pengobatan tradisional atau herbal kepada penderita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun