Mohon tunggu...
Mayadi FajarRayya
Mayadi FajarRayya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa aktif yang memiliki semangat dan dedikasi tinggi dalam mengejar pendidikan tinggi. Minat utama saya terletak pada bidang akuntansi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Polemik Ujian Seleksi Mandiri Berbasis Online di Perguruan Tinggi

19 Juni 2023   10:02 Diperbarui: 19 Juni 2023   10:04 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan tinggi merupakan tahap penting dalam kehidupan setiap individu yang ingin meningkatkan pengetahuan dan mempersiapkan diri untuk masa depan yang sukses. Perguruan tinggi negeri menjadi salah satu pilihan utama bagi banyak calon mahasiswa di Indonesia setelah mereka lulus dari sekolah menengah atas ataupun sederajat. Perguruan tinggi negeri di Indonesia telah lama menjadi tempat yang dihormati dan diimpikan bagi banyak calon mahasiswa. Namun, dengan kemajuan teknologi dan pergeseran paradigma pembelajaran, sistem ujian seleksi mandiri berbasis online telah menjadi subjek polemik dan kontroversi yang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Sistem ujian seleksi mandiri berbasis online di perguruan tinggi negeri telah menghadirkan sejumlah tantangan dan kontroversi. Salah satu isu utama tersebut adalah ketidaksetaraan akses. Meskipun internet semakin meluas di berbagai daerah di Indonesia, namun dalam faktanya masih ada wilayah yang memiliki keterbatasan akses internet yang memadai. Hal ini tentu berdampak pada kesempatan para calon mahasiswa yang tidak dapat mengikuti ujian secara online dengan adil.

Di daerah perkotaan yang memiliki infrastruktur telekomunikasi yang baik, kecepatan internet yang tinggi, dan jaringan yang stabil, calon mahasiswa dapat dengan mudah mengakses platform ujian online dan menjalani proses seleksi mandiri dengan lancar. Namun, situasi ini jauh berbeda di pedesaan, terutama di daerah terpencil dan terisolasi, di mana akses internet sering kali terbatas, lambat, atau bahkan tidak tersedia sama sekali.

Ketidaksetaraan akses ini berdampak langsung pada kesempatan dan kesetaraan dalam mengikuti ujian seleksi mandiri. Bagi calon mahasiswa di daerah pedesaan yang tidak memiliki akses internet yang memadai, peluang mereka untuk bersaing secara adil dengan calon mahasiswa di daerah perkotaan menjadi terbatas. Hal ini melanggengkan kesenjangan pendidikan dan mengurangi mobilitas sosial, di mana calon mahasiswa berpotensi tidak mampu mengakses pendidikan tinggi berkualitas yang seharusnya mereka peroleh.

Selain itu, keamanan ujian juga menjadi perhatian utama. Dalam lingkungan ujian online, ada potensi risiko kebocoran soal dan praktik kecurangan seperti joki. Meskipun ada upaya untuk meningkatkan keamanan dengan penggunaan platform yang aman, tetap saja sulit untuk sepenuhnya mengatasi permasalahan tersebut.

Pengawasan ujian juga menjadi masalah dalam sistem ujian seleksi mandiri berbasis online. Tanpa pengawas fisik yang hadir, sulit untuk memastikan integritas ujian dan mencegah praktik kecurangan. Meskipun ada upaya untuk menggunakan teknologi pengawasan jarak jauh, tetap saja ada batasan dalam mendeteksi pelanggaran yang terjadi di balik layar.

Kemudian, karena keterbatasan akses pengawasan langsung oleh pengawas ataupun panitia ujian. Hal-hal lain yang mengganggu jalannya aktivitas ujian secara online tersebut mungkin dapat terjadi, yang nantinya berdampak pada terganggunya fokus calon mahasiswa yang sedang mengerjakan ujian seleksi mandiri berbasis online tersebut.

https://pedomantangerang.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-072242542/penmaba-unj-disusupi-penampakan-alat-kelamin-pria-di-layar-zoom-peserta-calon-maha
https://pedomantangerang.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-072242542/penmaba-unj-disusupi-penampakan-alat-kelamin-pria-di-layar-zoom-peserta-calon-maha

Berdasarkan gambar di atas, merupakan contoh dari kurangnya kemampuan pengawas untuk memeriksa peserta secara langsung. Perilaku masturbasi tidak senonoh yang dilakukan seorang penyusup atau orang asing yang memasuki ruang platform ujian mandiri berbasis online tersebut tentu mengganggu jalannya proses ujian berlangsung. Peserta yang mengikuti ujian tentu akan melihat aktivitas dari orang asing tersebut dan menjadi tidak fokus dalam mengerjakan soal-soal ujian yang ada. Dalam gambar tersebut juga ada sebuah komentar dari peserta ujian yang dinilai terasa terganggu oleh tindakan sang penyusup tersebut.

Tidak hanya itu, komentar dari peserta ujian yang merasa terganggu juga menunjukkan dampak psikologis yang dapat ditimbulkan oleh kehadiran penyusup atau insiden yang mengganggu selama ujian. Ketidaknyamanan dan distraksi yang muncul dapat mempengaruhi konsentrasi dan kinerja peserta, bahkan membawa dampak negatif pada hasil akhir seleksi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun