Wabah virus Covid-19 masih berlangsung hingga saat ini (25/09/2021). Pandemi covid ini memberikan dampak pada kehidupan, Â terutama sektor pendidikan. Â Pendidikan dimulai dari paud hingga jenjang perguruan tinggi melaksanakan kegiatan belajar secara daring.
Pada masa pandemi ini, Â anak sekolah mulai malas dan jenuh belajar sehingga dapat menurunkan literasi anak tersebut. Berdasarkan survei Program for International Student Assesment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) Â pada tahun 2019, tingakat literasi Indonesia berada diperingkat 10 terbawah dari 70 negara.
Maka dari data tersebut, Â LPPM Universitas Pendidikan Indonesia mengadakan KKN Tematik Gelombang 2 dengan tema "Meningkatkan Literasi dan Rekognisi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka-Pusat Prestasi Nasional". Tujuan dari KKN ini yaitu diharapkan dapat mengembangkan budaya literasi di Indonesia dimasa pandemi. Â KKN Tematik Literasi dilaksanakan selama satu bulan dimulai dari tanggal 26 Agustus 2021sampai 26 september 2021.
Salah satu mahasiswa UPI bernama Maya Amini yang tergabung dikelompok 39 dengan Dosen Pembimbing Lapangan, Bu Vini Agustiani Hadian, M.Pd. Maya melakukan KKN di SDN Budhi Karya yang berlokasi di parongpong.
Budaya literasi ini sangat erat dengan dunia pendidikan. Penguasaan literasi merupakan indikator penting untuk meningkatkan intelektual seseorang dalam menentukan masa depan dan kesuksesan. SDN Budhi Karya belum menerapkan gerakan literasi membaca karena beberapa factor diantaranya fasilitas yang kurang memadai dan terhalang pandemi.Â
Literasi harus ditanamkan sedini mungkin, agar menjadi kebiasaan dikehidupan sehari-hari, oleh sebab itu menjadi focus maya disini yaitu tentang literasi baca tulis di Kelas 1A SDN Budhi Karya.
Pada Hari senin (30/08/2021) SDN Budhi Karya pada masa pandemi sudah memberlakukan sekolah tatap muka, dikhususkan untuk kelas 1-3 dengan peraturan masing-masing kelas berisikan 5 siswa, dalam satu minggu siswa masuk dengan bergiliran. Â Peraturan tersebut dengan mematuhi protokol kesehatan yang ketat. Â Kondisi tersebut diberlakukan karena banyak siswa yang tidak bisa membaca dikarenakan efek pandemi.
Melihat kondisi anak kelas 1A sebagian besar tidak bisa membaca dengan presentase 70% dari 26 siswa. Banyak faktor anak kelas 1A tidak bisa membaca yaitu anak jenuh dirumah sehingga malas, Â orang tua sibuk bekerja sehingga anak tidak diperhatikan serta orang tua yang memanjakan anaknya berlebihan sehingga anak tersebut tidak bisa membaca. Â Melihat kondisi tersebut maya berinisiatif untuk membuat lolipop huruf untuk meningkatkan anak dalam mengenal huruf.
Percobaan pertama pada hari selasa (31/08/2021) anak begitu antusias dalam melaksanakan pembelajaran tersebut. Kemudian anak cepat dalam mengenal huruf dan membaca 2 suku kata. Percobaan tersebut dilakukan selama 1 minggu, Â alhasil pada minggu selanjutnya anak sudah pandai dalam membaca 2 suka kata ataupun menyambungkan kata.