Mohon tunggu...
Maya Nurhaliza
Maya Nurhaliza Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswi

mahasiswi universitas muhammadiyah riau

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemuda Pemersatu Bangsa di Era Milenial

27 Oktober 2020   13:24 Diperbarui: 27 Oktober 2020   13:46 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

      Sumpah pemuda diperingati seluruh bangsa indonesia tiap tanggal 28 Oktober sebagai dari sejarah bangsa. Pada hari inilah para pemuda menyatakan diri sebagai bangsa indonesia. Api sumpah pemuda harus bisa kita ambil dan terus kita nyalakan. Kita harus berani melawan segala bentuk upaya yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa di era milenial ini.

      Dunia saat ini sudah move on dari zaman kuno, dan memasuki era milenial, di mana  era ini disebut sebagai masa di mana teknologi berkembang dengan pesat dan menjadi sebuah gaya hidup bagi para generasi di dalamnya. Di era ini dengan segala kecanggihan teknologi, tingkat persaingan juga semakin tinggi sehingga menuntut kualitas dan kinerja manusianya untuk lebih ditingkatkan. Pemuda harus mampu beradaptasi dengan cepat, belajar, dan menjadi lebih baik serta melakukan navigasi yang lincah dan tepat agar dapat memecahkan setiap masalah.

      Baru-baru ini Rancangan Undang-undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja yang telah disahkan lewat Rapat Parnipura DPR menuai polemik lantaran sejumlah pasal di dalamnya dinilai merugikan buruh dan pekerja. Di seluruh indonesia, berbagai kalangan pemuda turun kejalan melakukan aksi demonstrasi, bahkan ada yang berunjung pada anarkis, karena terjadinya bentrokan dengan aprat. Pengesahan Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja oleh DPR RI terlalu tergesa-gesa dan cenderung tidak mengedepankan demokrasi dan keterbukaan publik. Sebagai negara yang menganut Demokrasi dan salah satunya langkah pemerintah untuk menterjemahkan nilai-nilai demokrasi, dan keterbukaan publik.

      Kemajuan tidak akan pernah tercapai dalam arti yang sesungguhnya kalau masa depan itu hanya dipandang sebagai proses lanjut dari masa kini yang akan tiba dengan sendirinya. Tapi bagaimana generasi muda merespon kemajuan itu dengan kearifan menghargai keluhuran perjuangan dari generasi sebelumnya. Tidak terjebak dalam kejayaan dan romantisme masa lalu, serta kenyataan-kenyataan masa kini sehingga membuat mereka tidak lagi sanggup keluar untuk menatap masa depan. Kalau pemuda generasi terdahulu mampu keluar dari jebakan sikap-sikap primordial suku, agama, ras dan kultur, menuju persatuan dan kesatuan bangsa maka tugas pemuda saat ini adalah harus sanggup membuka pandangan ke luar batas-batas tembok kekinian dunia, demi menyongsong masa depan dunia yang lebih baik.

'Wahai pemuda Indonesia, dunia menunggumu, berjuanglah, lahirkanlah ide-ide, tekad, dan cita-cita, pengorbanan dan perjuanganmu tidak akan pernah sia-sia dalam mengubah dunia.'

      Semangat para pemuda dalam menatap dan ikut membangun dunia harus terus menjadi obor penyemangat bagi pengabdian pemuda Indonesia dalam ikut serta berpartisipasi mengangkat

bangsa dan tanah air tercinta di kancah dunia. Banyak dari sebagian pemuda kita tidak menyadari bahkan mengetahui apa peran mereka. Padahal, mereka memiliki peranan yang sangat penting, sehingga hanya mereklah yang bisa menentukan masa depan dari bangsa untuk bersatu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun