Kalau itu terjadi maka, selama ini ada musuh negara dalam tubuh TNI-Polri sendiri. Pada satu sisi, anggota TNI-Polri yang lain berjuang sampai mempertaruhkan nyawa untuk menumpas KKB di sana tetapi, pada saat yang sama, terdapat anggota TNI-Polri lain yang memberi kekuatan atau memperlengkapi kelompok itu dengan senjata api dan amunisi  untuk tetap hidup dan berkembang. KKB di Papua telah ada sejak lama. Sudah banyak pengorbanan yang dilakukan bangsa ini untuk membumihanguskan kelompok itu tetapi, tetap saja ada dan terus berulah.
Diera teknologi yang super canggih seperti saat ini, kiranya Polri tidak mengalami kendala untuk membongkar jaringan-jaringan kelompok penjual senjata api lain, guna memutus rantai pasokan senjata dan amunisi kepada siapapun termasuk untuk kelompok para pengacau NKRI. Kalau Polri sanggup membongkar kasus-kasus lain seperti, narkoba dan mereka yang melakukan kekacauan lain lewat media sosial maka, seharusnya jaringan pemasok senjata api dan amunisi kepada KKB, terungkap juga.Â
Mencoreng Kesetiaan Prajurit Kepada NKRI
Apa yang telah dilakukan oleh kedua anggota polisi dari Ambon-Maluku itu, tidak hanya mencoreng nama baik Polri di mata masyarakat tetapi juga mengkhianati janji setia yang sudah diucapkan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, dan Undang-undang Dasar 1945. TNI-Polri yang seharusnya menjadi garda terdepan untuk melindungi seluruh tanah tumpah darah Indonesia, justru dengan tangannya sendiri menghancurkan negara ini.
Dengan menjual senjata kepada musuh yang hendak memporakporandakan NKRI, anggota TNI-Polri yang melakukannya, mendukung agar idiologi bangsa ini dirongrong oleh kekuatan idiologi lain. Padahal, dalam sumpah seorang prajurit, di sana dikatakan dengan jelas bahwa sebagai anggota TNI-Polri, akan mendukung dan membela idiologi negara ini. Nyatanya tidaklah demikian. Mendukung idiologi lain supaya berkembang di negara ini dengan cara apapun berarti menyakiti hati rakyat karena TNI-Polri dipercaya untuk mengemban tugas luhur dan mulia, untuk menjaga keutuhan bangsa ini.
Polri perlu melakukan pembersihan dari dalam dengan mengusut dan menindak anggota-anggota TNI-Polri yang terlibat, sebelum menindak para kelompok pengacau. Kalau itu belum terjadi maka, sampai kapanpun KKB Papua dan KKB yang lain  akan tetap hidup, terpelihara, dan lestari di bumi pertiwi tercinta ini. Setiap saat akan terus ada korban dari TNI-Polri dan warga sipil karena TNI-Polri sendiri menjadi sumber kehidupan para kelompok pengacau keamanan negara.
Polri Menjalin Kerja Sama Dengan Masyarakat
Untuk mengatasi adanya kejadian yang sama pada waktu-waktu yang akan datang, penting bagi Polri untuk menyediakan tempat atau wadah khusus guna menerima pengaduan dari masyarakat, ketika ada masyarakat yang mengetahui bahwa terdapat transaksi jual-beli senjata api antara TNI-Polri dengan KKB atau KKB dengan pihak lainnya. Polri dapat saja menjadikan anggota masyarakat yang dapat dipercaya sebagai kaki tangan dalam mengusut hal ini.
TNI-Polri harus menjamin bahwa tidak ada oknum dari kalangan TNI-Polri atau masyarakat sipil yang bekerja sama dengan kelompok pengacau keamanan untuk mendatangkan atau menyediakan persediaan senjata dan amunisi bagi mereka. Jikalau itu luput dari pantauan Polri maka, sampai kapanpun, kelompok-kelompok yang lahir dengan maksud mngacaukan keamanan dan stabilitas bangsa ini, akan terus tumbuh dan berkembang dimana-mana.
Perhatikan Kesejahteraan Anggota TNI-Polri
Untuk menjamin kesetiaan, kejujuran, dan loyalitas anggota TNI-Polri bagi bangsa dan negara ini, hendaknya negara memperhatikan kesejahteraan anggota TNI-Polri yang telah mempertaruhkan nyawa untuk membela dan mempertahankan negeri ini dari serangan kekuatan apapun. Amat miris kalau kemudian diketahui bahwa ada anggota TNI-Polri yang berani berkhianat dengan melakukan hal-hal tak terhormat kepada bangsa dan negara ini karena masalah ekonomi.
