Mohon tunggu...
Swasti
Swasti Mohon Tunggu... Lainnya - Swasti

Hari ini aku belajar dan berlatih merangkai kata, karena aku ingin menjadi seorang penulis kelak.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Terumbu Karang Kok Dijadikan Bahan Dasar Bangunan Rumah?

23 Maret 2017   14:27 Diperbarui: 23 Maret 2017   23:00 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.kosmo.com.my/kosmo/content.asp?y=2010&dt=1003&pub=Kosmo&sec=Rencana_Utama&pg=ru_01.htm

"Terumbu karang kok dijadikan bahan dasar bangunan rumah?" demikan Nina bertanya pada lelaki pesisir rersebut, waktu itu. Nadanya tegas walau diucapkan perlahan.

Patrik, demikian nama lelaki itu, tampak kurang peduli padanya. Namun bukan itu yang menjadi permasalahan buat Nina. Patrik dan masih ada banyak yang lain, tak berpihak pada alam sekitar.

Patrik terus memecahi terumbu karang, yang sudah dijemurnya berhari-hari sebelumnya. Tangannya terus memukuli makhluk mati, yg sebelumnya hidup begitu merdeka di dasar laut, pada kedalaman samudra, ke dalam bentuk serpihan lebih kecil. Material yang banyak mengandung zat kapur.
Lumayan, pikirnya, sudah terkumpul agak banyak. Akan dipergunakannya untuk pondasi bangunan rumahnya.
Toh, hal tersebut sudah dilakukan sejak jaman nenek moyangnya.

"Ya, itu benar," jelas Nina. "Tapi itu di kala rasio terumbu dan populasi masyarakat, masih tinggi. Saat pemahaman fungsi ekologi masih belum menjadi satu masalah besar."

Namun sudah menjadi tugas Nina dan kelompok lembaga swadaya (NGO) tempatnya bergabung. Mereka mengajak masyarakat untuk melindungi lingkungannya. 

Nina tak kenal putus asa menggencarkan kampanye konservasi alam.

Nina tersenyum lega kini. Pertanyaan di atas ternyata mengudar telah di udara bersama dengan waktu.

Para penduduk kini mulai paham akan konsep simbiose mutualisme. Hubungan timbal balik yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Kita menjaga dan alam akan memberikan kembali rasa terima kasihnya pada kita.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun