Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Daya Juang Meirina untuk Anak-anak dan Narapidana

15 Januari 2016   22:08 Diperbarui: 15 Juli 2016   14:28 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Para napi yang mengikuti pelajaran Islam di Lapas kelas I Porong, Sidoarjo-Jawa Timur"][/caption]

Menemukan sosok muda yang inspiratif di bidang pendidikan dan kemanusiaan di jaman sekarang ini jelas tidak mudah. Kaum muda dewasa ini umumnya identik dengan budaya hura-hura, egoisme, santai dan masih banyak lagi julukan buruk lainnya yang disandang.

Kalau kemudian ada segelintir orang yang telah berbuat kebaikan sering dipandang sebagai hal aneh dan tentu saja banyak mendapat sorotan karena mengundang rasa penasaran masyarakat luas. Apalagi dengan maraknya teknologi internet belakangan ini, perbuatan baik atau buruknya seseorang bisa diblow up lewat sosial media sedemikian rupa sehingga tidak kelihatan mana yang benar-benar tulus ihlas atau hanya sekedar berpura-pura alias setingan belaka.

Dalam kehidupan nyata kadang perbuatan seseorang tidak asli adanya. Hal yang mungkin sudah menggejala ialah bahwa berbuat baik itu kini sudah tidak dilandasi perasaan tulus ihlas, kadang hanya termotivasi untuk meninggikan citra terhadap diri orang itu. Tapi kita tak perlu pesimis, tentu saja masih ada permata-permata muda yang bisa kita temukan di muka bumi ini. Sosok muda yang sebenar-benarnya menjadi inspirasi bagi masyarakat luas. Salah satunya adalah Meirina Wanti.

Pengamatan terhadap kiprah sosok muda yang satu ini bukan dalam hitungan satu atau dua tahun tapi semenjak ia masih duduk di bangku kelas tiga SMP hingga di usianya yang pada 22 Mei 2016 mendatang menginjak 24 tahun. Untuk mengetahui lebih jauh tentang siapa sebenarnya Meirina Wanti mari kita lihat kesehariannya.

Pendidik Sekolah Taman Kanak-kanak

Setiap hari sekitar pukul 06.00 pagi Meirina Wanti sudah harus bersiap di sekolah Taman Kanak-kanak (TK) yang ada di Kota Sidoarjo tempat di mana ia mengajar. Kadang ia masih harus menyelesaikan tugas mengajarnya hingga pukul delapan sampai sepuluh malam. Sekolah TK yang didirikan oleh Yayasan Sekar Mentari itu tidak hanya menerima siswa TK tapi juga play group dan juga menerima penitipan bayi.

[caption caption="Mei diantara para siswa TK Sekar Mentari Sidoarjo"]

[/caption]

Yayasan Sekar Mentari sendiri sebenarnya sudah berdiri sejak 23 tahun silam. Sekar Mentari merupakan yayasan yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial. Lembaga itu memiliki dua program yaitu program pendidikan play group, Taman Kanak-kanak (TK), Lembaga Bimbingan Belajar (LBB), Taman Pembinaan Al-Qur’an (TPQ). Sementara program sosial melakukan pengajaran di sejumlah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) yang ada di Kabupaten Sidoarjo.

Program belajar untuk anak-anak TK dimulai pukul 07.30 pagi, sebelum masuk ruang kelas para guru yayasan membiasakan para muridnya untuk melakukan ritual pagi yakni dengan berdoa. Pada Hari Jum’at dan Sabtu proses belajar mengajar berjalan lebih santai, siswa diajak berjalan-jalan keliling sekitar sekolahan mereka. Kebiasaan menabung dan berinfaq juga ditanamkan untuk para murid TK yayasan Sekar Mentari.

Setiap anak didiknya selesai memasukkan infaq ke kotak amal, Meirina senantiasa mendo’akan murid-muridnya dengan kalimat “hari ini kamu telah berinfaq semoga Allah memberikan pahala atas amalanmu itu”. Begitu pula pada saat menabung, Meirina selalu mendo’akan setiap anak didiknya agar menjadi manusia yang pandai berhemat, hidupnya tidak boros. Uang yang berhasil ditabung oleh sang murid hendaknya dipergunakan untuk hal-hal yang bermanfaat saja termasuk untuk biaya melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun