Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Dapat Job Motret, Sayangnya Salah "Sasaran"

11 Oktober 2018   14:18 Diperbarui: 11 Oktober 2018   15:16 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita semua umumnya sepakat dan meyakini kalau pernikahan itu merupakan prosesi atau momen yang sakral. Masih segar di ingatan saya, apa yang pernah disampaikan oleh Mario "the golden ways" Teguh saat tampil di sebuah stasiun TV swasta beberapa tahun silam. Beliau mengatakan yang intinya : sepasang muda-mudi yang saling menyatakan cintanya tidak membutuhkan dana (biaya) yang besar, bahkan nggak pake bayar. "Lha wong cuma menyatakan cinta saja kok pake bayar" papar motivator setengah plontos itu.

"Baru ketika pasangan muda-mudi tadi memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius misalnya dengan mengikatkan diri dalam sebuah tali perkawinan (pernikahan) konsekuensinya ya harus menafkai, satu sama lain sudah tidak bebas lagi seperti saat belum menikah dan konsekuensi lainnya" jelentreh motivator asal Kota Malang itu.

Membujang atau kalau meminjam istilah muda-mudi zaman now ialah berstatus sebagai jomblowan dan jomblowati he..he..sepintas memang enak, bebas dan nggak ada beban finansial karena tidak menafkai. 

Namun ketahuilah bahwa menikah adalah ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam karena terdapat banyak sekali manfaat di dalamnya (1). 

Meski dianjurkan namun ketika memutuskan untuk menikah tetap saja ada aturan atau pedoman yang harus dijalankan, bila belum mampu secara lahir dan batin maka kata Rasulullah berpuasalah. Karena dengan berpuasa akan mencegah seseorang dari syahwat (perzinahan).

Mengabadikan momen pernikahan

Mungkin karena dianggap sakral itu sehingga acara (momen) pernikahan wajib untuk diabadikan meski dengan upacara (perayaan) yang seadanya. Tak ketinggalan dokumentasi juga dilakukan sebagai kenang-kenangan pribadi, anak-cucu kelak atau siapa saja yang mungkin membutuhkan dokumentasi tersebut.

Kini hampir setiap orang sudah sangat familiar dengan handphone atau smartphone lengkap dengan kamera dan saluran internet untuk menemani keseharian mereka. 

Dalam kondisi yang sangat sederhana cukup dengan kamera smartphone pasangan yang menikah tadi bisa dengan mudah mendokumentasikan acara akad nikah dan resepsi perkawinan mereka. Bila ada budget berlebih bisa saja memanggil jasa fotografer profesional.

Salah motret, prosesi akad nikah nggak jadi terdokumentasikan

Berjanji sehidup semati (dok.pri)
Berjanji sehidup semati (dok.pri)
Masih ada kaitannya dengan momen pernikahan. Belum lama ini saya mendapatkan tawaran untuk memotret (mendokumentasikan) prosesi akad nikah dua mempelai di Kantor Urusan Agama (KUA) yang ada di Kecamatan Driyorejo, Gresik - Jawa Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun