Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mendambakan Turunnya Kemuliaan "Lailatul Qadar"

10 Juni 2018   20:42 Diperbarui: 10 Juni 2018   21:10 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suatu malam (ilustrasi dok.pri)

Hari-hari terakhir di penghujung bulan suci Ramadan umumnya umat Islam disibukkan dengan berbagai aktivitas seputar tradisi pulang kampung (mudik), hadiah lebaran (THR), makanan atau kue lebaran, pakaian atau perabotan baru, kendaraan atau bahkan rumah baru.

Yang tak bisa dipungkiri, di hari-hari terakhir Ramadan, menjelang Idul Fitri biasanya masjid terlihat lebih lengang dari jama'ah Sholat Tarawih. Suara-suara orang yang bertadarus qur'an di masjid mulai kurang santer terdengar. 

Padahal sejatinya di sepanjang hari dari bulan yang disucikan dan dimuliakan Allah itu dipenuhi hikmah, rahmat, maghfirah dan perlindungan dari siksa pedih api neraka.

Sebagai umat Islam kita mungkin lupa bahwa di 10 hari terakhir bulan suci Ramadan itu, Allah memberikan nikmat berupa perlindungan dari siksa api neraka. 

Pada sepuluh hari terakhir itu pula kesempatan kita untuk menyucikan diri dari berbagai noda dosa yang menyelimuti kalbu, pikiran dan perbuatan kita sehari-hari. 

Idealnya, justru pada sepuluh hari terakhir Ramadan itulah harusnya kita lebih fokus dan ihlas memperbanyak amal ibadah. Bukan malah berkutat pada aktivitas-aktivitas yang sudah mentradisi tadi.

Islam melalui Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa di sepuluh hari terakhir bulan suci Ramadan itu terdapat suatu malam yang sangat dimuliakan Allah. Malam yang oleh Nabi SAW dikatakan lebih mulia dari 1000 bulan. Malam yang sangat mulia itu dinamakan Lailatul Qadar.

Nabi SAW juga mengajarkan bahwa Lailatul Qadar itu terjadi pada malam-malam ganjil akhir Ramadan yakni malam 21,23,25,27 dan 29.

Allah SWT berfirman bahwa "Lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar". (QS. Al-Qadr: 3 -- 5)

Malam yang Didambakan Umat Islam 

Allah sendiri yang menjelaskan melalui firmannya bahwa Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari 1000 bulan, tentu sebagai kaum muslimin dan muslimat akan sangat mendambakan datangnya malam yang penuh kemuliaan dan kesejahteraan itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun