Mohon tunggu...
maulyda awaliyah
maulyda awaliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Awal mulanya berdirinya mesjid jami' darussalam kelurahan kota siantar sampai sekarang

3 Oktober 2025   11:05 Diperbarui: 3 Oktober 2025   11:04 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal Mula masjid Jami' Darussalam

       Pada mulanya mesjid ini hanya terbuat dari kayu yang menjadi bahan utama mesjid, dengan luas yang masih sangat sempit sehingga mesjid ini lebih terlihat seperti surau, atas dasar inilah masyarakatpun berembuk bagaimana caranya agar mesjid ini bisa diperbaiki agar bangunannya lebih kokoh dan juga lebih luas, sehingga bisa menampung lebih banyak jemaah. 

     Sekitar tahun 1960 hingga 1970-an Kelurahan yang sebelumnya adalah Desa ini dipimpin oleh Bapak Burhanuddin sebaagai Kepala Desa. Ketika beliau menjabat dilakukan musyawarah tentang rencana pembangunan mesjid, yang pada saat itu Badan Kenadziran Mesjid dipimpin oleh Haji nurdin dan Muhammad Yasin. Beliau-beliau inilah yang menggerakkan masayarakat untuk ikut berpartisipasi dan bergotong royong dalam proses pembangunan mesjid. 

     Hal ini pun disambut hangat dan antusias masyarakat setempat, sehingga masyarakat saling membantu bergotong royong mengumpulkan material yang dibutuhkan dalam pembangunan mesjid. Pembangunan mesjid ini murni dari hasil kolaborasi dan gotong royong masyarakat setempat tanpa bantuan dana dari luar desa .

    Material yang dibutuhkan seperti pasir dan batu masyarakat mengambil sendiri dari beberapa sungai yang terdapat didaerah desa, begitu juga dengan bahan material yang lain juga dikumpulkan oleh masyarakat setempat sehingga pembangunan mesjid ini pun dilakukan secara bertahap. 

 Proses Pembanguan Masjid Darussalam 

           Proses pembangunan masjid ini dilakukan secara bertahap mulai dari pembangunan pondasi, dinding masjid, dan lain-lain dilakukan dengan kerjasama masyarakat setempat. Dalam pembuatan pondasi dan dinding masjid ini memerlukan banyak batu dan semen. Sehingga kepala Desa dan Bkm masjid mengajak masyarakat untuk gotong royong mengambil batu dari sungai disekitar desa yang lumayan jauh dari masjid, untuk menghemat waktu dan energi masyarakatpun berbaris di sepanjang jalan dari sungai ke masjid dan menggilirkan batu hal ini juga bertujuab agar masyarakat tidak lelah bolak balik ke sungai. Begitu juga untuk pasir masyarakat bergotong royog mengambilnya dari sungai, sedangkan kayu yang dibutuhkan diambil dari kebun dan bahan lainnya diperoleh dari sumbangan masyarakat.

       Setelah semua bahan terkumpul dimulalah pembanguan tahap pertama masjid dan masjid masih memiliki satu lantai. Pada tahun 80-an proses pembangunan masjid ini masih terus berlangsung dan pada saat ini ada usulan agar masjid dibangun menjadi dua lantai dan merenovasi kamar mandi terdahulu agar lebih bagus dan kokoh. Pada tahun 2000-an dibangunlah menara diatas kamar mandi masjid dan diujung menara diletakkan pengeras suara sehingga azan, kajian ataupun informasi yang diumumkan di masjid terdengar ke seluruh desa. 

Pada saat bapak Dahlan menjabat sebagai Bupati Madina beliau memberikan sumbangan yang diperuntukkan untuk perbaikan masjid kedepannya, hal ini menyebabkan banyak masyarakat yang ikut memberikan sumbangan ke masjid sehingga masyarakat memiliki lapangan yang cukup luas.

Sampai saaat ini masih terus dilakukan renovasi masjid seperti mengganti warna cat yang mulai pudar, perluasan lapangan dan kamar mandi serta tempat Wudhu. Masjid jami' Darussalam merupakan salah satu masjid yang bersejarah ,sejarah ini tidak hanya sebagai tempat ibadahnamun juga sebagai saksi perkembangan islam di Mandailing Natal.

Struktur dan arsitektur masjid ini mencerminkan gaya tradisional khas indonesia dengan ciri seperti penggunaan tiang utama atau soko guru untuk menompang atap berbentuk tumpang. Masjid ini dilengkapi dengan elemen seperti mihrab dan mimbar yang masing-masing berfungsi sebagai penunjuk arah kiblat dan tempat khutbah bagi imam. Desain ini juga mencerminkan perpaduan nilai lokal dengan pengaruh islam yang kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun