Mohon tunggu...
Maulida setiani
Maulida setiani Mohon Tunggu... Foto/Videografer - 19160056

Probolinggo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Social Awareness, Apa Itu?

25 April 2020   11:00 Diperbarui: 25 April 2020   11:09 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di artikel senelumnya sudah ada artikel yang membahas tentang Sosial Emosional Learning Pada pembahasan dua artikel sebelumnya tentang cabang dari SEL. Nah kali ini saya juga akan membahas tentang cabang SEL yaitu Sosial Awareness.

Sosial awarsanes yaitu kesadaran diri, yang dimaksud disini kesadaran diri setiap individu terhadap lingkungan sosialnya. Kesadaran diri bisa diajarkan mulai sejak dini. Anak sudah harus peka terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar. 

Pada tahap anak ini cenderung tidak terlalu dalam dalam mempelajari kesadaran diri di lingkungan sekitar. Karena pada dasarnya anak hanya berkegiatan bermain dan bermain. Jadi tidak terlalu berat. Seiring berjalannya waktu, anak akan tumbuh lebih dewasa lagi. Disitulah tingkat kepekaan anak harus bertambah. Karena lingkungan sekitar yang selalu harus menuntutnya dengan sebaik mungkin memahami lingkungannya.

Ayahku seorang guru, sejak kecil orang orang selalu memperlakukanku seolah olah aku yang paling cerdas disini. Dengan dalih bahwa ayahku adalah guru jadi aku juga pintar, katanya. Namun tidak semua mata pelajaran aku cerdas. Aku tidak menyombongkan diriku pada teman temanku. 

Pada suatu hari aku membeli sesuatu dirko, hingga orang tua temanku mengajakku mengobrol. Dan aku tanggapi beliau, sampai pada pembahasan tentang aku seorang anak dari guru masa kalah dengan putri bapak itu mengenai prestasi. Disitu aku sadar, orang orang menilaiku sebagai anak yang diharuskan cerdas karena ayahku seorang guru. Namun akankah harus seperti itu? Bukankah sifat anak atau kecerdasan anak tidak dapat dipaksa?

Di sinilah aku hidup, lingkungan yang selalu memaksaku untuk tidak jadi diri sendiri. Namun aku selalu berusaha agar sadar terhadap lingkungan disekitarku agar aku tau bagaimana seharusnya aku bersikap. Aku harus melatih kepekaanku disituasi seperti ini. Setiap orang memiliki sifat dan sikap yang berbeda beda, jadi aku harus berusaha keras menempatkanku pada posisi yang benar didepan mereka.

Sampai sekarang pun yang notabenenya umurku sudah 19 tahun, aku masih menjadi seseorang yang sering dibanding bandingkan oleh tetangggaku. Itu tidak penting sebenarnya, namun menjadi penting ketika sudah menyangkut tentang ayahku. Hingga saat ini kesadaran sosial masih perlu kita pelajari dengan jeli lagi. Agar kita tau bagaimana seharusnya kita bersikap dilingkungan sekitar.

Selain kisahku diatas, kalian juga bisa membangun kesadaran diri kalian dengan cara, percaya pada diri kalian sendiri. Jadi apapun yang akan kamu lakukan, tetap percaya pada dirimu saja. Yakin juga kalau  yang kamu lakukan itu benar.

Dengan adanya kesadaran diri kamu dengan lingkungan sekitar, kamu akan berushaa agar disiplin dama segala hal. Karena pengamatan kamu tentang lingkungan hingga membuatmu harus bersikap disiplin agar tidak terlena dengan kemewahan semata.

Kesadaran diri ini juga akan membuat kita percaya diri terhadap diri kita nih. Nah apapun yang kamu lakukan juga akan berjalan dengan lancar jika kamu PD dengan apa yang kamu lakukan. Dan juga akan mengembangkan gaya komunikasimu seiring berjlannya waktu.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun