Mohon tunggu...
MAULIA AMANDASARI MHS 2017
MAULIA AMANDASARI MHS 2017 Mohon Tunggu... Wiraswasta - mahasiswa UINJKT '17

tidak bakat menulis, tapi akan berusaha yang terbaik^^

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manfaat Story Telling bagi Anak Usia Dini

28 Oktober 2020   14:49 Diperbarui: 28 Oktober 2020   14:50 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh..

Hai teman-teman! Di kesempatan kali ini, saya akan menjelaskan tentang opini saya tentang story telling. Oiya, sebelumnya perkenalkan saya adalah mahasiswa semester 7 jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) di UIN Jakarta, dan artikel ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah story telling. Walaupun begitu, tak mengurangi niat saya untuk menuliskan artikel ini. Semoga bermanfaat ya!^^

Story telling. Apa itu story telling dalam dunia pendidikan anak usia dini? Story telling adalah kegiatan bercerita atau mendongengkan anak-anak sebuah cerita yang di dalamnya mengandung pesan-pesan penting dalam rangka mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak usia dini. Apa saja aspek yang dikembangkan dalam kegiatan story telling?

Aspek yang berkembang yaitu ada aspek NAM atau Nilai Agama dan Moral. Biasanya sebuah cerita atau dongeng pastinya mengandung pesan moral mendalam yang dapat membantu perkembangan moral anak. Contohnya seperti cerita tentang pentingnya beribadah, pentingnya memiliki sikap jujur atau tidak pernah berbohong. Karena anak-anak cenderung sering berbohong karena takut terhadap resiko 'diomelin' oleh orang dewasa jika mereka berbuat salah. Padahal, seharusnya kita sebagai orang dewasa jika anak melakukan kesalahan, tidak serta merta kita harus mengomel pada anak. Sikap kita itu yang membuat anak takut berkata jujur. Maka dari itu, jika anak melakukan kesalahan, lebih baik kita bertanya baik-baik pada anak dan jika mereka berkata jujur bahwa mereka melakukan kesalahan, kita bisa menegurnya dengan perkataan yang baik untuk menasehatinya agar tidak lagi melakukan hal tersebut. Dengan begitu, anak akan terbiasa jujur karena gambaran berkata jujur tidak lagi menyeramkan.

Aspek yang berkembang selanjutnya ada aspek sosial emosional. Cerita atau dongeng yang dibawakan untuk anak-anak usia dini pastilah mengandung emosi. Tokoh-tokoh dalam cerita atau dongeng pastilah memiliki karakternya masing-masing. Nah tokoh yang memiliki karakter baik inilah yang harus lebih condong agar anak mencontoh dalam kehidupan nyatanya. Seperti sabar ketika mendapat ujian diejek oleh orang lain, persahatan, dan lainnya. Contoh cerita seperti itu dapat mengembangkan aspek sosial emosional anak karena dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan melatih emosional anak supaya selalu positif.

Aspek yang berkembang selanjutnya adalah aspek bahasa. Dengan story telling, perbendaharan kata anak akan semakin bertambah. Mungkin ada kata-kata yang sebelumnya anak tidak tau maknanya, dengan story telling, anak menjadi paham. Dengan bertambahnya perbendaharaan kata anak, anak akan lebih mudah berkomunikasi dengan orang sekitarnya karena tidak merasa bingung harus menggunakan kata apa atau cara penyampaiannya.

Ngomong-ngomong story telling, ada salah satu cerita yang menurut saya sangat bagus untuk diceritakan kepada anak-anak. Yaitu salah satu cerita teladan dari Rasulullah SAW. Yaitu ceritanya pada suatu hari seorang nenek yang menganggap bahwa Nabi Muhammad SAW ini orang yang jahat. Dengan pemikiran tersebut, nenek tersebut melakukan banyak hal buruk terhadap Nabi Muhammad SAW. Seperti menimpuki Rasulullah SAW. dengan krikil-krikil kecil sampai tangan Rasulullah SAW terluka. Lalu di suatu waktu juga si nenek pernah menjatuhkan sampah yang saaangat bau dari atas rumahnya saat Rasulullah SAW. sedang lewat. Dan masih banyak hal-hal buruk yang ia lakukan kepada Rasulullah SAW. Tetapi saat Rasulullah SAW. beberapa hari tidak melihat nenek tersebut saat melewati rumahnya, Rasulullah SAW. sampai mencari tahu kemana nenek tersebut. Ternyata kata tetangganya, nenek itu sedang sakit. Akhirnya Rasulullah SAW. Menengok ke rumah nenek itu dan benar saja nenek sedang terbaring di tempat tidurnya. Rasulullah membawakannya makanan agar si nenek cepat sembuh.

Begitulah sifat teladan Rasulullah SAW yang dapat menjadi contoh untuk anak-anak. Bahwa keburukan tidak boleh dibalas dengan keburukan juga, tetapi dengan kebaikan dan mendoakan.

Sekian yaa teman-teman tulisan dari saya. Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh!^^

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun