Mohon tunggu...
Maulana TeungkuAzhiimsyah
Maulana TeungkuAzhiimsyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Psikologi 2020 Universitas Muhammdiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apa Itu Putus Asa dan Mengapa Islam Melarang Umatnya Berputus Asa?

23 Juni 2021   13:00 Diperbarui: 23 Juni 2021   13:02 1568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Setiap Manusia pasti pernah mengalami yang namanya stress,depresi, dan berujung putus asa yang sehingga memunculkan pikiran untuk mengakhiri hidupnya. Kondisi ini bisa dikatakan hal yang sangat berbahaya, karena jika seseorang sudah berputus asa maka tujuan hidupnya akan bergeser dan tidak tau arahnya akan kemana. Kondisi ini ciri adanya gangguan psikis yang di bidang psikologi dan termasuk kedalam kondisi stress. Kegagalan, musibah dan stress maupun depresi merupakan beberapa factor penyebab seseorang putus asa, apabila hal tersebut tidak disikapi dengan lapang dada, keadaan tersebut bisa berpengaruh negatif pada kejiwaan seseorang. 

Jadi, apa itu putus asa ? Putus asa atau qunûth, adalah suatu keadaan di mana seseorang meyakini bahwa segala daya dan upaya yang dimilikinya tidak mampu lagi untuk menunjang pencapaian tujuan dan cita-citanya. Situasi ini dapat mengancam kesehatan seseorang. Butuh waktu lama untuk bisa menangani putus asa ini dan apabila putus asa tidak ada habisnya maka waktu untuk menghilangkan rasa putus asa ini akan jauh lebih lama. Perasaan putus asa juga dapat mempengaruhi aktivitas kita sehari hari dan dapat mengurangi waktu produktif kita.

Islam mengenalkan putus asa di dalam kehidupan ini sebagai ujian atau cobaan dari Allah SWT. Allah SWT. berfirman di dalam Al Qur’an surat Yusuf ayat 87 yang artinya "Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." Sedangkan makna ke dua dari al ya's adalah mengetahui. Ini seperti dijelaskan dalam Surat Ar Ra'd ayat 31. "Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al Quran itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya.

Bagaimana jika perasaan putus asa ini berlangsung lama dan tidak dapat di kurangin ? maka seseorang yang bersangkutan akan mengalami sedikit rasa bimbang. Rasa bimbang ini bisa terjadi jika seseorang merasakan 2 perasaan yang jadi satu akibatnya orang tersebut akan melamun dan seperti tidak memiliki sesuatu untuk dilakukan. Selain itu putus asa juga dapat mempengaruhi sistem saraf yakni, terjadinya perubahan yang signifikan. Misalkan orang yang memiliki perasaan putus asa akan sedikit terganggu fikirannya mulai dari dia bekerja, belajar, beraktifitas, bahkan akan ingatan nya sendiri.

Kondisi ini bisa berakibat fatal jika terus menerus di biarkan. Akibatnya sistem otak yang bernama hipotalamus mengalami gangguan. Hipotalamus adalah sistem otak yang mengatur manusia untuk beraktivitas, makan, minum , tidur, suhu tubuh, dan control emosi. Saat seseorang mengalami  perasaan putus asa yang berkepanjangan, hipotalamus akan langsung mengeluarkan hormone kortisol yang di barengin dengan perasaan stress. Akibatnya kemampuan kita dalam mengingat dan belajar sedikit berkurang atau menurun. Dari berbagai hasil yang di sebabkan perubahan pada sistem saraf dan otak, kita bisa melihat langsung dan secara fisik merasakan gejalanya. Perasaan keputus asaan ini dapat menyebabkan sesorang mengalami darah tinggi dan levelnya bisa dikatakan dalam level yang hamper bisa dibilang berbahaya. Efek samping dari putus asa adalah sakit, telinga berdenging, pusing, dan perasaan tidak jelas. Putus asa bisa terjadi tergantung bagaimana kita menyikapinya dalam suatu permasalahan yang dating kepada kita. 

Bagaimana cara kita mengatasi putus asa ? meskipun putus asa tidak selamanya bisa kita hindari atau atasi, Allah SWT. tidak mungkin memberi cobaan di luar batas kemampuan hambaNya. Berikut adalah cara dalam mengurangi atau mengelola putus asa yang telah diajarkan Islam :

1. Lakukan ibadah mahdhoh dan ghoiru mahdhoh dengan khusyuk dan ikhlas.

2. Banyak membaca Alquran dengan tadabur (memahami artinya).

3. Sepertiga terakhir (malam hari) bangun berwudhu lalu lakukan salat tahajud dua rekaat empat kali, lalu tutuplah dengan salat witir tiga rekaat, lalu berdoa. Misalnya membaca sayyidul istighfar.

4. Suka bersilaturahmi kepada para ulama, kiai, ustaz, agar diberi nasihat dan didoakan.

5. Bila orang tua masih hidup, mohonlah maaf dan mohon doanya, agar diberi kesembuhan, kesehatan dan limpahan rezeki, sehingga keadaan rumah tangga menjadi normal kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun