Mohon tunggu...
Resa Maulana Wijanarko
Resa Maulana Wijanarko Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atmajaya Yogyakarta

Gamer, Fotografer, Video Editor. Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menarik Pembaca dengan Multimedia

10 Februari 2020   12:03 Diperbarui: 10 Februari 2020   13:30 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Skye Studios on Unsplash 

Media saat ini menjadi rujukan oleh semua orang untuk mendapatkan informasi. Media dalam arti media massa konvensional, atau media massa online pada dasarnya ingin berlomba lomba untuk menjadi yang nomor satu dan mendapatkan pelanggan maupun viewers yang banyak. Oleh karena itu pada saat ini, photojurnalism, videojurnalism mempunyai porsi yang lebih banyak untuk mengandalkan storytelling dan mengundang viewers.

Tentu saja setiap media memiliki ciri khasnya masing-masing dalam menyampaikan konten yang mereka berikan, namun apakah konten tersebut dapat laku di pasaran sehingga audiens merasa senang? Dengan adanya persaingan yang ketat antara industri media massa ini pada akhirnya muncul istilah yang disebut dengan nama "Multimedia". 

Sebenarnya, apa saja yang termasuk ke dalam kategori multimedia? Apakah televisi, koran, majalah, atau radio termasuk ke dalam kategori multimedia? Mari kita lihat pengertian multimedia menurut Campbell.

Multimedia merupakan kombinasi gambar, suara, grafik, dan teks untuk menghasilkan sebuah cerita atau informasi ( Campbell. 2013). 

Setelah melihat pengertian dari Campbell sudah cukup jelas bukan pengertian tentang multimedia? Penjelasannya sebagai berikut, Multimedia merupakan sebuah kombinasi dari tulisan, foto, video, infografis, bahkan animasi yang saling terhubung dan dibentuk secara digital. Ketika produksi multimedia tersebut sudah selesai, nantinya output yang didapat bisa ditampilkan melalui web yang saling berintegrasi, misalnya di dalam web tersebut terdapat sebuah artikel yang di dalamnya ada sebuah tulisan (teks), foto, video maupun animasi. Intinya, bisa dikatakan sebagai multimedia ketika terdapat lebih dari 2 elemen.

Campbell (2013) juga menjelaskan bahwa web yang nantinya dibuat harus memiliki kekuatan masing masing, misalnya website tempo.co yang rata rata memuat foto dan tulisan saja atau dengan kata lain hanya 2 elemen, berbeda dengan website tempo interaktif jika anda membuka sebuah artikel, di dalamnya akan terdapat banyak elemen multimedia, misalnya animasi, desain grafis, video, teks dan sebagainya.

tampilan website tempo.co
tampilan website tempo.co

tampilan website tempo interaktif
tampilan website tempo interaktif

Dua gambar di atas merupakan perbedaan dari media yang menerapkan multimedia dan non multimedia, walaupun dalam perusahaan yang sama tempo interaktif lebih menarik untuk dibaca, karena penyampaian yang menarik karena di dalamnya terdapat banyak elemen. McAdams (2014), menjelaskan berita yang didapat oleh seorang wartawan tidak harus dituliskan semua dalam artikel, pembaca untuk era sekarang lebih menyukai sedikit tulisan banyak gambar daripada banyak tulisan sedikit gambar.

Dengan hadirnya jurnalisme multimedia ini, jurnalis harus dituntut untuk bisa banyak hal mulai dari fotografi, menulis, mengedit video bahkan membuat desain grafis. Mengambil contoh media Tempo, mereka membagikan cuplikan berita yang diterbitkan melalui Instagram Tempodotco, kemudian mereka menyisipkan caption pendek, penjelasan yang panjang untuk mengunjungi website mereka, untuk video bisa mengunjungi channel dari tempodotco itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun