Penulis : Maulana Edi Saputro
(Mahasiswa Teknik Sipil,Fakultas Teknik,Unissula,Semarang)
Dosen : Dr.Ira Alia Maerani, S.H, M.H
(Dosen Fakultas Hukum ,Universitas Islam Sultan Agung Semarang)
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah swt, yang telah memberi kita berbagai macam nikmat dan selawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan nabi besar kita Nabi Muhammad saw, beserta keluarga, para sahabatnya dan umatnya hingga akhir zaman.
Rabb kita adalah rabb yang pemurah sifatnya At-Tawwab (yang maha penerima taubat), mencintai orang orang yang bertaubat, senang terhadap taubat hambanya apabila dia bertaubat. Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk bertaubat apabila kita telah melakukan dosa.
Allah swt berfirman dalam (Qs. Az-Zumar : 53) yang berbunyi:
"Hai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesunguhnya dialah yang maha pengampun lagi maha penyayang." (QS Az zumar : 53).
Sesungguhnya, apabila anda berhenti melakukan dosa, menyesal telah melakukannya, berniat tidak akan mengulanginya, dan mengembalikan semua hak kepada pemiliknya, jika ada hak bagi mereka, maka engkau benar-benar telah menyempurnakan syarat-syarat bertaubat.
Tinggalah bagimu mengakui kelemahan di hadapan allah dan memperbanyak melakukan kebaikan dan amal shalih, karena amal-amal kebaikan dapat menghapus kesalahan-kesalahan.
Seringkali kita terjebak pada sikap meremehkan dosa kecil. Saat kita ghibah, bercanda yang sudah masuk kategori rafats (porno), bahkan bergaul dengan lawan jenis yang tidak islami, kita beralasan "itu kan dosa kecil, tidak apa-apa".