Mohon tunggu...
Maulana Ahadi
Maulana Ahadi Mohon Tunggu... Hijrah mukim ke Dambung

Orang biasa yang belajar merangkai kata

Selanjutnya

Tutup

Diary

Keterampilan anyaman ketupat yang semakin kurang diminati Gen-Z

17 April 2025   17:50 Diperbarui: 18 April 2025   08:59 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber & Gambar : Foto Yunani, Samarinda -Pinterest

Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriyah telah berlalu beberapa minggu yang lewat, akan tetapi moment sakral tersebut masih teringat hingga hari ini.

Apalagi hari kemenangan terasa sangat spesial karena berhasil melawan haus dan lapar, hingga menahan hawa nafsu setelah tunai sebulan penuh dapat melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dengan lancar.

Moment setahun sekali berkumpul dengan seluruh keluarga yang tinggal jauh dan ada yang karena pekerjaan yang jauh dari kampung halaman yang mengharuskannya tinggal jauh dari kampung halaman.


Semua datang untuk bersilaturahmi, melepas rindu dan untuk saling bermaaf-maafan.
Suasana yang semakin terasa meriah ketika disuguhkan makanan khas Kandangan, apalagi kalau bukan Ketupat Kandangan.


Ketupat pada umumnya sama saja dengan daerah-daerah lain, hanya saja dalam proses pembuatan kuah ketupat kandangan serta lauknya memiliki ciri khas tersendiri.


Sehingga pada hari inti Idul fitri setelah pelaksanaan shalat Ied kemaren, banyak masyarakat yang secara bergantian mengundang tetangganya untuk sekedar selamatan menjamu, dengan menu yang sama yaitu ketupat Kandangan.


Ketupat Kandangan sendiri sebagaimana dikemukakan Ahmad Ali Rendra tentang "Sejarah Ketupat Kandangan, dari hidangan rakyat hingga ikon budaya", ternyata memiliki beberapa jenis dan cara pengolahan yang berbeda di beberapa tempat di Hulu Sungai Selatan.


Alhasil beberapa kecamatan memiliki ciri khas tersendiri cara pengolahannya hingga penyajiannya.
Tak terkecuali cara membuat anyaman ketupat nya.


Ada seni tersendiri tentang keahlian membuat anyaman tempat ketupat ini.
Yang faktanya bahkan tidak semua orang Kandangan bisa menganyam dan membuat ketupat.


Dahulu kami generasi tahun 90-an sering mendengar ujaran orang tua di Kandangan kepada anaknya,
yaitu laki-laki atau perempuan harus bisa membuat anyaman ketupat.


Alasannya, apabila belum bisa mengayam pertanda "belum kawa balaki atau babini", yang maksudnya belum pantas berkeluarga.
Seolah menganyam ketupat dijadikan orang tua dahulu tolak ukur ketika hendak berkeluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun