Mohon tunggu...
Humaniora

"Live Concept"

3 Desember 2018   11:26 Diperbarui: 3 Desember 2018   13:18 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dinamisnya hidup ini menjadi roda kehidupan.Masa selalu terlewat begitu saja,tanpa orang itu menyadarinya.Terkadang kita terlalu menyibukkan hal-hal yang yang tidak kita butuhkan untuk kita kerjakan.Hingga kita lupa akan betapa pentingnya waktu.

Manusia selalu ingin bahagia dengan prespektif mereka sendiri-sendiri. Tetapi kesenangan telah merenggut jiwa manusia itu sendiri. Manusia lupa akan kebutuhan primer yang mereka butuhkan di dunia ini. Tidak usah ngomong konsep ini itu,tujuan manusia hidup didunia pun terlupakan.

Banyak para orientalis yang bersemangat dalam tujuan mereka. Dan bodohnya kita pun tertipu oleh tipu muslihat mereka. Mereka memiliki visi yang kuat untuk membuat tatanan dunia yang akan mereka buat. Hasilnya pun tak nihil, kita terbawa oleh mereka si kaum barat, westernization.

 Dunia barat telah lama memikirkan tatanan dunia ini,dengan adanya humanisme. Awalnya hanyalah pembebasan manusia,akan keterikatan gereja.Pada waktu itu gereja telah mendominasi manusia barat. Akhirnya mereka melakukan berbagai macam revolusi. Piagam humanisme pun akhirnya diresmikan.

Dan dampaknya sekarang,berbagai macam alasan dari berbagai macam suku dan ras adalah humanisme(kemanusiaan). Hingga perang pun terjadi dimana-mana.Karena semuanya itu berasal dari perang pemikiran. Jika manusia awam,pastilah tidak tahu akan adanya semua ini. Penyakit orang sekarang kurangnya berfikir. Berfikir sudah pastilah dengan otak dan hati nuraninya.

Setiap manusia memiliki hati yang terdalam atau disebut dengan lubbun. Hati nurani seseorang tidak akan memilih jalan yang salah,karena pada dasarnya manusia itu berjalan pada kebenaran. Kebenaran seseorang memanglah relatif,akan tetapi ada kebenaran yang absolut di dalam dunia ini.Tuhan adalah pemilik kebenaran absolut tersebut. Maka jika orang tersebut berfikir pastilah didalamnya terdapat kebenaran. Karena dia dilandasi oleh hati nuraninya,dan hati nuraninya selalu berjalan kepada kebenaran.

 Banyak problema yang terjadi di masyarakat sekarang. Akarnya adalah urusan dunia, sehingga bercabang hingga masalah yang bertaraf lokal hingga kancah internasional. Pemikiran yang selalu melenceng dimiliki oleh manusia di zaman milenial. Dari kaum awam hingga ilmuan pun telah banyak pelencengan.

Pelencengan banyak terjadi melalui media, diwajibkan oleh kita untuk memilah milih segala yang ada di dalam media yang disediakan oleh barat.Barat disini bukan diistilahkan dengan negara bagian barat,melainkan lebih diprioritaskan dengan pemikiran kaum zionis yang menyamar sebagai yahudi.Mereka mengangkat salah satu dari mereka untuk dibonekai.

Padahal yang mereka butuhkan hanyalah kepentingan kelompok mereka tersendiri,yaitu tatanan dunia baru.Jika kita melihat agama islam yang dijadikan sasaran empuk mereka,dikala gedung WTC di Washington dihancurkan,mereka hanya mengatasnamakan Islam,lahirlah islamphobia di dunia ini.

Kaum pemuda dijadikan salah satu target mereka untuk menghancurkan pemikiran.Media misalnya,Youtube yang menjadi konten anak muda sekarang diprediksikan akan mengalahkan stasiun televisi. Youtube yang dahulunya menghalalkan pornoaksi kini telah lenyap oleh arus kuatnya zaman.

Tapi konten tersebut tidak menyerah untuk merusak pemikiran kaum pemuda.Kita dialihkan untuk memikirkan hal-hal yang tidak penting untuk melemahkan pemikiran primer yang seharusnya kita kerjakan terlebih dahulu. Bahkan lebih parahnya lagi sampai kita melupakannya. Itu titik terendah yang dimiliki oleh manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun