Mohon tunggu...
Muhammad MaulaIrfani
Muhammad MaulaIrfani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

hobi saya adalah mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belum Puas dengan Pencapaian? Ini 3 Tips untuk Mengatasinya!

16 Juni 2022   07:29 Diperbarui: 16 Juni 2022   07:56 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Biasanya, akhir tahun menjadi momen untuk refleksi diri atas apa yang telah dijalani dalam satu tahun kebelakang. Walaupun sudah mencapai target, beberapa orang mungkin masih merasa belum puas yang disebabkan karena mendengar kisah sukses orang lain. 

Apalagi dengan adanya media sosial yang memudahkan orang-orang untuk memperlihatkan bahwa mereka sukses. Bagaimana menghadapi kenyataan tersebut?

  1. Take attention to your enemy

Sering kali, rasa benci terhadap orang lain membuat kita memandang orang lain dengan subjektif. Cobalah menurunkan sedikit ego dan lihatlah perilaku orang yang kamu tidak sukai secara objektif, mungkin ada banyak hal yang sebenarnya bisa dikoreksi pada diri sendiri. 

Situasi itu tidak bisa dipilih, kamu tidak bisa menghindari situasi berurusan dengan orang yang menyebalkan. Cara terbaiknya, hadapi saja situasi tersebut demi kebaikan bersama dan jadikan sebuah pelajaran untuk mensyukuri bahwa ada orang-orang yang masih menyayangi kita.

  1. Hunger is the best appetizer

Saat sedang merasa sangat lapar, makanan apapun yang ada pasti kita makan agar dapat bertahan hidup. Tanpa peduli seberapa baik atau mahal makanan tersebut, disitulah kita menyadari bahwa kita dapat hidup dalam kesederhanaan.  

Begitu halnya dengan kebahagiaan yang bisa didapatkan dari hal-hal yang sederhana. Jika kamu mau, kebahagiaan itu ada pada hal-hal yang sering tidak kita sadari, misalnya dengan berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain, sehingga kamu merasa lebih bahagia dan tidak pernah merasa sepi.

  1. Optimism not optimal

Optimis yang berlebihan tentu tidak baik. Hal itu membuat kita kurang memberikan kontrol dan sering menyepelekan segala sesuatu. Optimis yang optimal adalah saat dimana kita tau apa yang perlu kontrol dan tidak. Sehingga kita tidak jatuh ke dalam resiko yang buruk. Selain itu, optimis menjadi optimal jika dibarengi rasa realistis, keduanya harus seimbang untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Tidak selamanya membandingkan atau melihat pencapaian orang lain adalah hal yang buruk, misalnya, jika tujuannya untuk membangun motivasi dalam diri kita dengan melihat hasil kerja keras orang lain, hal itu tentunya bagus. Namun, jangan sampai memaksakan diri sendiri untuk bisa sukses seperti orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun