Mohon tunggu...
Mathilda AMW Birowo
Mathilda AMW Birowo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Konsultan PR

Empat dasawarsa menggeluti bidang Corporate Communication di Kompas Gramedia, Raja Garuda Mas Group dan Bank CIMB Niaga. Memiliki pengalaman khusus dalam menangani isu manajemen serta strategi komunikasi terkait dengan akuisisi dan merger. Sarjana Komunikasi UI dan Sastra Belanda ini memperoleh Master Komunikasi dari London School of Public Relations serta sertifikasi Managing Information dari Cambridge University. Setelah purnakarya, menjadi Konsultan Komunikasi di KOMINFO. Saat ini mengembangkan Anyes Bestari Komunika (ABK), dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia; Universitas Multimedia Nusantara; Trainer di Gramedia Academy dan KOMINFO Learning Center serta fasilitator untuk persiapan Membangun Rumah Tangga KAJ; Dewan Pengurus Pusat Wanita Katolik RI; Ketua Umum Alumni Katolik UI; Koordinator Sinergi Perempuan Indonesia (Kumpulan Organisasi Perempuan Lintas Iman dan Profesi). Memperoleh penghargaan Indonesian Wonder Woman 2014 dari Universitas Indonesia atas pengembangan Lab Minibanking (FISIP UI) dan Boursegame (MM FEB UI); Australia Awards Indonesia 2018 aspek Interfaith Women Leaders. Ia telah menulis 5 buku tentang komunikasi, kepemimpinan dan pengembangan diri terbitan Gramedia. Tergabung dalam Ikatan Alumni Lemhannas RI (PPRA LXIV/Ikal 64).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketahanan Keluarga "Vaksin" Menuju Normal Baru

20 Januari 2021   13:43 Diperbarui: 20 Januari 2021   13:45 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jangan pernah menyerah, apalagi untuk keluarga.  Selalu ada jalan selama kita percaya, berusaha dan berdoa."

PANDEMI, GENDER, KELUARGA

Perjalanan panjang warga dunia dalam melawan Covid 19 telah menunjukkan titik terang. Di Indonesia, program vaksinasi nasional telah dimulai dengan Presiden Joko Widodo sebagai orang pertama yang menerima vaksin, 13 Januari 2021 di Istana Merdeka, Jakarta. Vaksinasi merupakan salah satu upaya penanganan pandemik Covid 19 secara bersama guna membangun Herd immunity yaitu perlindungan secara tidak langsung dari suatu penyakit menular yang terwujud ketika sebuah populasi memiliki kekebalan baik lewat vaksinasi maupun imunitas yang berkembang dari infeksi sebelumnya (Primaya Hospital). Namun perjalanan belum selesai, masih banyak Pekerjaan Rumah yang harus dilakukan. Vaksinasi adalah upaya ketahanan dari luar, tetapi tak kalah penting adalah upaya ketahanan dari dalam yang perlu diperjuangkan masyarakat yakni Ketahanan Keluarga.

Menelusuri jalan panjang 

Selama pandemi lebih dari satu tahun, menjadikan kita banyak tinggal di rumah. Kebijakan pembatasan sosial dengan bekerja dan belajar dari rumah  membuat seluruh aktivitas terpusat di rumah. Kondisi seperti ini kemudian menyebabkan persoalan-persoalan yang dalam kondisi normal mungkin tidak muncul. Salah satunya adalah komunikasi yang buruk antar anggota keluarga dan berakibat  perselisihan.  Masalah yang ringan bisa menjadi pertengkaran yang besar.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) Republik Indonesia, per 1 Januari hingga 12 Mei 2020 telah menerima laporan kasus kekerasan terhadap perempuan sebanyak 1.201 kasus dan kekerasan terhadap anak sebanyak 1.526 kasus secara nasional. World Health Organization (WHO) menyebutkan stress dan kecemasan akibat pembatasan kehidupan sosial menjadikan ketidakpastian, pemisahan serta ketakutan.

Survei yang dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan bahwa hampir 95% keluarga mengalami stress akibat pandemi dan berbagai pembatasan. Ada dua hal yang menyebabkan stres tersebut. Pertama, kekhawatiran tertular covid-19 yang sudah mencapai pada tingkat paranoid. Kedua, dampak ekonomi yang menyebabkan menurunnya penghasilan keluarga secara drastis akibat kehilangan pekerjaan serta pembatasan aktivitas yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Hasil survei tersebut menunjukkan masyarakat yang stres, putus asa, sedih, cemas, sulit tidur, berkurangnya nafsu makan, dan dalam tahap ekstrim keinginan untuk bunuh diri (BKKBN, 2020).

Untuk itu, keluarga sebagai sebuah sistem sosial terkecil mempunyai peranan penting dalam mencapai kesejahteraan penduduk. Keluarga menjadi lingkungan sosial pertama yang memperkenalkan cinta kasih, moral keagamaan dan sosial budaya. Keluarga juga menjadi pertahanan utama yang dapat menangkal berbagai pengaruh negatif dari dinamika sosial yang ada. Oleh karena itu, pengukuran ketahanan keluarga yang dapat menggambarkan ketangguhan keluarga di Indonesia dalam menangkal berbagai dampak negatif yang datang dari dalam komunitas maupun dari luar komunitas menjadi hal yang sangat mendesak untuk dilakukan (KPPPA dan BPS, 2016).

Peran Keluarga

 "No matter what you've done for yourself or for humanity, if you can't look back on having given love and attention to your own family, what have you really accomplished?" Elbert Hubbard

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun