Setiap orang berharap dan menginginkan untuk hidup aman, damai, dan mendapatkan kebahagian yang sama seperti yang dirasakan oleh orang lain.
Setiap orang pula, ingin diperlakukan sama dimata hukum. Dan laginya setiap orang menginginkan mimpi yang sama untuk mendapatkan keadilan dan kesejahteraan diatas Negaranya sendiri.
Mungkin kita lupa kalau Negara itu ada karena ada rakyat di dalamnya. Mungkin juga kita lupa bagimana arti kebangsaan yang didefenisikan Otto Bauer dan Ernest Renan yaitu keinginan untuk hidup bersatu.
Dari sekian persoalan di atas  merupakan tugas Negara dalam hal ini pemerintah yang dipercayakan oleh Negara untuk menjalankan tugas tersebut. Karena tujuan dibentuk sebuah Negara adalah melindungi, memajukan, mencerdaskan seluruh rakyat Indonesia dengan tidak terkecuali.
Sangat wajar apabila rakyat menjadi pesimis di atas tanahnya sendiri. Tidak heran apabila rakyat selalu berpikiran buruk kepada Negaranya sendiri. Sebab janji manis Negara untuk memberikan kesejahteraan kepada rakay masih jauh dari harpan.
Lalu bagaimana cara mewujudkan mimpi besar Negara dalam mensejahterakan rakyat?
Hampir dari semua persoalan yang terjadi diRepublik ini telah dipaparkan pada tulisan ini. Tidak lupa juga penulis mengulas tentang tujuan didirikan sebuah Negara dan juga tentang konsep membangun yang baik.
Ada hal yang terlewatkan dan akan dipaparkan penulis dalam paragraf ini. Apa masalah dan kendala yang dihadapi oleh Negara dalam mengubah nasib bangsa Indonesia kearah yang lebih maju.
Bung Karno sebagai Bapak Proklamator dalam pidatonya 1 Juni 1945 tentang "Pancasila" mengatakan bahwa  "Pancasila" adalah bintang penuntun atau "weltanschauung" tentang berdirinya sebuah Negara yang Merdeka.
Tentunya yang dimaksud oleh Bung Karno "Weltanschauung" kita tidak menjiblak dari Negara-negara Eropa, melainkan digali dari harta karun Indonesia sendiri.Â
Dalam pidato 1 Juni 1945, Bung Karno juga menyampaikan perihal tentang berdirinya  Negara Indonesia merdeka bukan satu orang saja, bukan juga untuk sesuatu golongan saja, baik golongan bangsawan, golongan yang kaya, melainkan "semua buat semua","satu buat semua","semua buat satu".