Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kenapa Malas Itu Sangat Berbahaya bagi Anak?

12 Januari 2022   10:09 Diperbarui: 13 Januari 2022   09:08 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak malas belajar. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Sering kita mendengar orang malas rejekinya jauh, atau malas pangkal miskin, dan sebagian orang percaya malas itu sumber penyakit. bernarkah?

Untuk menjawab pertanyaan ini saya akan membahas kenapa malas itu sungguh berbahaya bagi kita umat manusia. Malas pada hakikatnya dapat memperburuk segala sendi kehidupan kita.

Dalam istilah ilmu otak ada yang namanya brain plasticity, apa itu? pakar ilmu otak menemukan fakta bahwa otak manusia bisa menyesuaikan dengan input yang masuk.

Nah, disinilah fungsi hippocampus berperan, dimana informasi dapat disimpan lama didalam otak disebabkan kebiasaan yang sering dilakukan oleh seseorang.

Ambil satu contoh simpel, seorang supir taxi/grab/gojek bisa menghafal banyak rute jalan karena kebiasaan mengendarai mobil/motor di jalan/area yang sama, sehingga otak secara otomatis menyimpan input jalan ke bagian hippocampus.

Apa yang terjadi pada orang yang jarang menggunakan otaknya?

Disinilah sumber masalahnya! bagi mereka yang tidak menggunakan otaknya dengan baik maka otak akan berada pada keadaan yang sama bahkan bisa mengalami defisit.

Everything we do and for how long and intensely we do it affects our brains

Apapun yang kita lakukan dan seberapa sering kita melakukannya sangat berefek kepada otak kita. Ini alasannya kenapa seseorang bisa menjadi ahli dalam satu hal. Sebabnya adalah PENGULANGAN. 

Ilustrasi gambar: www.cloudymoody.com
Ilustrasi gambar: www.cloudymoody.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun