Mohon tunggu...
Masud Zakaria
Masud Zakaria Mohon Tunggu... Lainnya - Always Happy

Hanya ingin berbagi opini dan ide-ide dari berbagai sudut pandang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manusia dan Alam, Apakah terjadi Harmoni?

4 November 2020   19:29 Diperbarui: 5 November 2020   01:00 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sejak zaman dahulu, manusia selalu memiliki ketergantungan yang besar terhadap alam. Alam dapat memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidupnya. Namun, dibalik manfaat yang besar terdapat ancaman yang sama besarnya, terdapat berbagai macam fenomena alam yang dapat meluluhlantakkan peradaban manusia hanya dalam sekejap. 

Manusia sendiri pada dasarnya tidak memiliki kuasa atas alam, mereka hanya bisa mengantisipasi dan meminimalkan dampak dari terjadinya fenomena-fenomena ini. Alam yang seakan-akan memegang segala kendali dengan kekuatannya yang tak terlihat membuat manusia diliputi ketakutan akan kekuatan alam. 

Mereka berusaha keras untuk dapat hidup harmoni dengan alam, menganggap alam sebagai makhluk yang hidup dan pantas untuk dihormati sebagaimana manusia menghormati satu sama lain. Setiap manusia memiliki cara yang berbeda-beda dalam menyampaikan itikad baik, rasa takut dan bentuk penghormatan mereka terhadap alam. Ada yang memperlakukan alam seperti halnya sebagaimana manusia hidup, seperti memberikan makanan (sesajen) dan mengadakan upacara atau festival untuk mereka. Ada juga yang memperlakukannya sebagai makhluk yang memiliki kekuasaan lebih tinggi, seperti roh penjaga, dewa, makhluk mistis, dan lain sebagainya. Bentuk-bentuk perilaku yang terus-menerus terakumulasi inilah yang kemudian kita sebut sebagai "tradisi dan adat istiadat".

Munculnya berbagai macam bentuk tradisi dan adat istiadat yang berkaitan dengan alam tidaklah serta merta memiliki dampak yang selalu baik bagi alam itu sendiri, ada beberapa tradisi yang diantaranya malah memberikan dampak negatif dan merusak alam. Hal ini muncul karena adanya perbedaan akan pengetahuan lokal yang masyarakat miliki, serta adanya perbedaan dalam aspek sosio-budaya, lingkungan, dan geografi tempat mereka tinggal. Perbedaan-perbedaan ini akan memunculkan gagasan-gagasan yang berbeda dalam membentuk cara dan tingkah laku mereka dalam memperlakukan alam.

Namun, jika kita bertanya apakah tradisi-tradisi yang berdampak positif terhadap alam itu sudah berhasil mencapai harmoni? Jawabannya belum tentu, tergantung dari mana perspektif kita memandang. Sebagai contoh, terdapat tradisi yang memiliki dampak menjaga ekosistem alam, seperti laut dan hutan dan mencegah kerusakan alam atas aktifitas manusia. Jika kita pandang dari sudut pandang positif, tradisi ini memiliki potensi yang baik dalam menjaga keberlangsungan ekosistem yang berada di alam. 

Namun, jika kita lihat dari sudut pandang lain, kita dapat menemukan bahwa tindakan dari tradisi ini juga merupakan salah satu bentuk eksploitasi terhadap alam. Ada kemungkinan bahwa tradisi ini terbentuk bukan sebagai bentuk pemberdayaan terhadap alam, melainkan sebagai cara mereka untuk bertahan hidup. 

Kurangnya pengetahuan, teknologi, dan tenaga kerja di masyarakat juga dapat menjadi faktor mengapa sumber daya yang ada di alam tempat mereka tinggal tidak tereksploitasi secara berlebihan, karena pada dasarnya mereka memang belum memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut. 

Jika seandainya mereka diberikan kemampuan untuk melakukan hal tersebut, akan ada kemungkinan terjadi eksploitasi yang berlebihan demi meraup untuk sebanyak-banyaknya. Jadi, apakah manusia dan alam sudah mencapai harmoni? Hal ini kembali lagi dari bagaimana cara kita melihat hal tersebut, bisa dibilang sebagian telah mencapai harmoni, bisa dibilang tidak ada harmoni yang tercapai sama sekali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun