Bangunan Pendopo Kartini berdiri pada tahun 1730 yaitu pada masa pendudukan Belanda. Semua ubinnya masih asli yaitu buatan dari Eropa. Pilar-pilarnyanya masih asli berwarna putih dan sekarang ditutupi dengan asesoris.Â
Gebyok sebelah utara dinamakan Rana Kaputran, sedangkan gebyok sebelah selatan dinamakan Rana Kaputren yang berfungsi untuk mengintip tamu-tamu ayahanandanya yaitu Sosrodiningrat.
Bangunan tengah merupakan tempat peringgitan yaitu tempat menonton wayang dan berlatih kesenian putra putri Bapak Bupati. Dan dibangunan tengah juga  tempat memajang foto-foto para Bupati Jepara, salah satu diantaranya adalah foto Sahlan Ridwan yang merupakan Bupati Jepara ke-16 sampai bupati sekarang.
Selanjutnya ada kamar pingit R.A. Kartini yang merupakan kamar R.A. dipingit, tetapi beliau masih diperbolehkan untuk keluar asalkan masih dilingkungan kamar pendopo. Beliau dipingit selama kurang lebih 12 tahun.
Dalam kamar pingit tersebut ada sebuah ranjang, meja, kursi dan lain sebagainya itu merupakan replika tiruan yang dibuat seperti aslinya, sedangkan yang aslinya ada di museum Rembang. Karena setelah beliau menikah dengan bupati Rembang yaitu bupati Joyodiningrat.Â
Beliau menikah itu ketika berumur jurang lebih 25 tahun. Di kamar pingit R.A. Kartini juga ada foto Mas Ajeng Ngasirah yaitu ibu kandung R.A. kartini. Beliau adalah putri Kyai Murdirono dari desa Kebagusan Jepara.
Dan ruangan paling belakang Pendopo Kabupaten Jepara dinamakan serambi belakang yang merupakan tempat R.A. Kartini mengajar murid-muridnya yaitu dari kampung Pungkuran Belakang Pendopo.
"Pendopo Kabupaten Jepara  yang merupakan sejarah peninggalan R.A. Kartini ini banyak pengunjungnya hampir setiap hari dari orang-orang biasa maupun orang-orang pejabat sebagai tamu kehormatan di Pendopo Kabupaten Jepara, terutama ketika menjelang Peringatan Hari Kartini pengunjungnya melebihi hari biasanya." Ujar Ibu Cahyani ( Staf bagian Umum Rumah Tangga dan Perlengkapan).
