Berita Penangkapan Artis Kondang Ahmad Dhani mewarnai kehebohan Aksi Super Damai 212 yang dipusatkan di Lapangan Monas. Meskipun tidak seramai Pelaksaan Aksi Super Damai, tapi banyak juga orang membicarakan hal ini termasuk di kampung kampung. Di salah satu warung wedangan (kopi)  di kampung penulis juga terdengar perbincangan hangat  mengenai penangkapan Artis Kondang ini dan kawan kawannya.Â
Di tempat itu tampak mbok penjual minuman ,beberapa pemuda dan orang tua. Salah seorang pemuda mulai berbicara dengan berapi-api bahwa perbuatan Ahmad Dhani merupakan penghinaan terhadap Negara seperti yang disebutka oleh Kepolisian yang dilihatnya di Televisi dan sumber lainnya bahwa ada permufakatan jahat disitu, dan sebelum meneruskan ke dasar hukum yang didengar dari televisi, seorang Bapak Tua, memotongnya, "Sik tho Le ngomong sik jelas kabeh sik neng kene ra ngerti sing mbok omongke" (penjelasannya sebentar nak, kalau ngomong yang jelas orang yang disini tidak tahu yang dibicarakan).Â
Pemuda itu kemudian menjelaskan bahwa Ahmad Dhani dan kawan kawannya ditangkap oleh kepolisian dengan tuduhan makar jika itu benar maka merupakan penghinaan Negara karena melakukan pelanggaran hukum yang berat, dia menambahkan " Iki masalah makar lho Mbah, Kan ngerti tho, yen jenenge makar kuwi melawan negara? (Ini masalah makar lho Mbah kalau makar itu namanya melawan negara).Â
Bapak Tua itu mendengar kemudian tertawa dilanjutkan dengan ngomong " Ngene Le, yen pendapatku kuwi dudu makar, kuwi mung carane polisi wae,.."(Gini Nak, itu bukan makar tapi cuma cara polisi saja). semua yang mendengar Bapak Tua itu melongo kemudian pemuda lainnya bertanya "Carane Polisi piye tho Mbah ? (Caranya Polisi bagaimana Mbah maksudnya?) Â Â Ngene le aku iki wong tuwo yen masalah hukum karo politik ra mudheng neng yen umume logikane koyo pengalamanku,( jadi begini nak, saya ini orang tua kalau masalah hukum dan politik tidak paham tapi menurut umum logikanya seperti pengalamanku). Kemudian orang tua itu mejelaskan bahwa beliau dulu sebelum pensiun adalah seorang guru, Ketika masih mengajar di kelas, ada beberapa murid bandel yang suka buat onar dan mengajak teman teman lainnya untuk melakukan pelanggaran sekolah, Â Bapak Tua yang pensiunan guru sudah sering menasehati tapi tidak digubris, sampai akhirnya ada kegiatan sekolah yang dihadiri sekolah lainnya.
Agar tidak terjadi kekacauan di pelaksanaanya semua guru meminta Bapak Tua itu untuk ikut membantu agar pelaksanaan kegiatan antar sekolah tidak kacau karena ulah beberapa murid yang bandel itu  ,kemudian Bapak tua itu menjelaskan bahwa waktu itu beliau punya ide, karena beliau sudah hapal kebiasaan murid muridnya yaitu malas buat PR, sering buat onar di sekolah seperti membunyikan mercon, mengajak teman temannya bolos dan sebagainya. Pada saat sebelumdimulai  pelaksaan kegiatan antar sekolah, Bapak tua mantan guru itu memanggil murid murid yang bandel ke ruangannya untuk ditanyakan PR yang sebelumnya rutin diberikan.Â
Seperti yang sudah diduga sebelumnya semua murid bandel yang dipanggil tidak ada yang buat PR, kemudian disuruh buat PR sampai selesai dan ditunggu oleh Bapak Tua itu. Bapak tua itu yakin bahwa murid murid bandel itu tidak bisa membuat PR karena kebiasaan malas belajar, sehingga dipaksa oleh bapak tua itu untuk mengerjakan PR sampai selesai. Setelah pelaksanaan kegiatan antar sekolah selesai baru murid murid bandel itu diperbolehkan keluar ruangan dan diminta tetap membuat PR di rumah. Jadi kegiatan antar sekolah lancar tanpa ganguan mercon yang biasanya meletus, bunyi-bunyian yang menggangu kegiatan antar sekolah demikian penjelasan Bapak Tua itu.
Setelah mendengar penjelasan Bapak Tua itu, Mbok penjual baru ngomong, "Iyo Mbah aku kan duwe bebek, yen biasane pas angon bebek dho nurut yen tak jak ngalor ngalor ngidul ngidul tapi tetep ono bebek sing ora gelem nurut. (iya Mbah saya kan punya bebek, biasanya kalau di angon bebek menurut semua  kalau diajak ke utara ke utara semua, kalo diajak ke selatan selatan semua tapi ada saja bebek yang tidak mau nurut), kemudian pemuda yang tadi mengawali pembiacaraan mengenai Ahmad Dhani tanya, " mbok yen sing ora nurut diapakke? (mbok kalau bebek yang tidak nurut diapakan?) Si Mbok menjawab " Dikandangke wae,.."(dikandangkan saja,...)
Mendengar jawaban Si Mbok semua tertawa,..kemudian Bapak Tua itu melanjutkan omongannya, "Dadi si Penyanyi karo konco koncone ora makar ning mung dikandangke wae (jadi si Penyanyi dan kawan kawannya itu tidak makar cuma dikandangkan)
Semua tertawa lagi,.. kemudian pemuda yang dari tadi cuma mendengarkan bilang : Mosok Ahmad Dhani disamakan bebek? Â tapi kan ra oleh,... (masa Ahmad Dhani seperti bebek? tapi kan tidak boleh,.....)
Semua tertawa lagi,...Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI