Bagaimana dengan Pilkada ?
Saya jadi membayangkan, bagaimana seandainya para calon kepala daerah mencontoh anak-anak SMA dalam melaksanakan pesta demokrasi.
Adu argumen visi dan misi kandidat dilakukan secara virtual. Tidak memaksakan untuk harus bertemu langsung dengan pendukungnya yang rawan terhadap munculnya kluster baru covid-19.
Jadi aneh kan kalau calon pemimpin tapi tidak tanggap dengan situasi yang masih rawan penularan covid-19. Masih saja ada kandidat yang memaksakan diri mengumpulkan massa dengan menggelar pesta dangdutan.
Alat Peraga Kampanye juga masih semrawut terpasang di mana-mana. Padahal anak-anak SMA begitu apiknya mengemas alat kampanyenya. Artistik dan tidak membuat kotor suasana.
Ah, seandainya ....
Jkt, 231020