Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Haji Umar

2 Juni 2020   21:34 Diperbarui: 2 Juni 2020   21:35 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopiah (Dokumen Pribadi)

Hari ini Kementerian Agama Republik Indonesia resmi membatalkan pemberangkatan haji tahun 2020.

Pandemi covid-19 telah memaksa banyak negara di dunia melakukan lockdown (Indonesia menyebutnya  PSBB) untuk mencegah penularan virus corona yang super ganas.  

Protokol kesehatan yang baku disarankan oleh badan kesehatan dunia WHO untuk mencegah penyebaran covid-19 adalah jaga jarak, gunakan masker dan cuci tangan sesering mungkin. 

Protokol kesehatan ini berlaku di seluruh dunia, tidak terkecuali negara Arab Saudi tempat tujuan umat Islam seluruh dunia melaksanakan ibadah haji. Keputusan pemerintah untuk membatalkan pemberangkatan ibadah haji tahun 2020 ini ditanggapi beragam oleh para calon jamaah haji.  Ada yang kecewa, banyak yang bisa memahanmi, banyak juga yang menerima dengan penuh kesabaran, pasrah 

Selalu ada cerita menarik dalam setiap pelaksanaan kegiatan ibadah haji Indonesia.  Ada calon jamaah haji yang menabung puluhan tahun atau ada yang berangkat haji seperti mendapatkan durian runtuh karena diongkosi oleh seseorang atau instansi.  

Ada yang harus menunggu bertahun-tetapi ada juga yang naik haji sampai berkali-kali. Ada yang bisa berangkat pada detik-detik terakhir menggantikan kursi kosong, ada juga yang batal berangkat karena alasan kesehatan.  Bahkan banyak yang batal berangkat karena tertipu oleh biro penyelenggara haji dan umrah abal-abal.

Alasan pergi haji pun beraneka macam.  Alasan utama tentu untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima.  Tidak sedikit yang naik haji untuk mendapatkan status sosial, mendapatkan gelar haji.  

Saya masih ingat di masa kanak-kanak dulu di kampung hanya ada satu orang haji dalam satu kecamatan.  Waktu itu untuk naik haji masih menggunakan transportasi laut sehingga memerlukan berbulan-bulan perjalanan ke Mekkah, Arab Saudi.  

Karenanya untuk bisa naik haji harus siap mental dan terutama siap harta.  Bekal yang harus disiapkan dalam perjalanan berbulan-bulan tentu tidaklah sedikit.  

Maka tidaklah aneh kalau yang bisa naik haji hanya orang-orang yang benar-benar kaya saja, seperti haji Umar. Memang ibadah haji adalah ibadah fisik, maka perlu bekal fisik yang kuat dan bekal uang saku yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun