Malam kemarin, Rabu 16 mei 2018 sekitar pukul 24.00 WIB di depan rumahku sudah berlalu lalang pemuda yang mengatasnamaakan group "Obrog putra prapatan kajimur" Dukuhtengah- ketanggungan- Brebes sedang mempersiapkan diri untuk membangunkan masyarakat desa dukuhtengah dan sekitarnya untuk bersahur.
"Group obrog ini nanti akan beroperasi pukul 2 dini hari. Kami sudah jauh hari sudah berlatih untuk mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam group obrog ini, dari mulai diesel, speeker, gitar, kendang ( bedug) dan lainnya, yang lebih penting lagi adalah penyanyinya. Ungkap sarjum ketua group obrog
Lazimnya pada bulan Ramadhan, orang dahulu membangunkan sahur dengan cara berteriak keliling kampung atau lewat pengeras suara di masjid atau mushola di tiap-tiap desa. Tapi berbeda dengan dengan sekarang. Di daerah Ketanggungan dan sekitarnya, menjelang sahur akan ramai dengan suara nyanyian yang diiringi musik oleh suatu rombongan yang berkeliling. Semarak bulan Ramadan dengan hingar-bingar musik dari kesenian obrog. Warga ketanggungan ini "dibangunkan" dari tidurnya untuk melaksanakan sahur dengan bunyi musik yang khas.
Sebagai tradisi khas bulan Ramadhan, makna kesenian obrog berfungsi membangunkan orang untuk sahur. Inti dari kesenian ini adalah membuat bebunyian keras pada dini hari sambil berjalan berkeliling kampung. Uniknya, saat Lebaran masyarakat akan memberi uang, beras, atau makanan sebagai tanda terima kasih telah dibangunkan sahur selama bulan puasa.
Menurut Sarjum , Obrog zaman dahulu hanya menggunakan alat musik tradisional. Pelakunya hanya laki-laki karena perempuan dianggap tidak pantas keluar malam. Berbeda dengan sekarang sudah menggunakan alat eletronik berupa organ tunggal, perempuan seakan wajib ada sebagai penyanyinya, sedangkan para lelaki memainkan musik. Hal ini dilakukan biar banyak yang mendengarkan dan akhirnya banyak yang bangun untuk makan sahur. jelasnya
Banyak pihak yang sebenarnya kurang setuju dengan bentuk obrog yang sekarang. Meski demikian, sejauh ini obrog organ tunggal tetap populer.
Sekarang, tradisi obrog tak bisa lepas dari tujuan ekonomi untuk memperoleh pendapatan. Ini nyata terlihat dari adanya saweran dan pembayaran uang untuk permintaan lagu. Saya pribadi dalam beberapa tahun terakhir, merasakan bagaimana perubahan tradisi ini merupakan sebuah ironi di bulan Ramadhan. Karena tujuan ekonomi untuk memperoleh pendapatan tersebut, malah mendorong para group obrog organ tunggal ini menghalalkan segala cara.
Di antara mereka tidak jarang berpuasa di siang harinya, bahkan tanpa malu-malu membatalkan puasanya dengan meminum air pada saat ngobrog disiang hari. Selain itu, persaingan ketat antara grup obrog satu desa dengan desa yang lain terkadang membuat mereka saling menghasut dan menjatuhkan.
Semoga tulisan ini dapat di lihat para pimpinan obrog organ tunggal untuk di jadikan masukan agar kegiatan obrog di bulan ramadhan tahun ini benar-benar di niatkan untuk beribadah, dengan cara semua kru group juga berpuasa di pagi harinya, jangan sebaliknya kru obrog mengajak orang lain untuk makan sahur biar pagi harinya berpuasa, akan tetapi dirinya bebas tidak berpuasa.