Mohon tunggu...
Regy BrayanPratama
Regy BrayanPratama Mohon Tunggu... Petani - Masih Kuliah

Sedang kuliah di Politeknik pertanian negeri payakumbuh

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terpenuhinya Ekonomi Karena Pemanfaatan Pekarangan

22 Januari 2021   14:25 Diperbarui: 22 Januari 2021   14:30 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Iklim Indonesia yang tropis sangat cocok untuk pembudidayaan tanaman sayuran yang merupakan salah satu dari tanaman kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia yang baik bagi kesehatan. Kegiatan dengan menanam berbagai jenis tanaman sayur akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam secara terus-menerus, guna pemenuhan gizi keluarga (Riah, 2005).

Pekarangan, sebagai salah satu bentuk usaha tani belum mendapat perhatian, meskipun secara sadar telah dirasakan manfaatnya. Di beberapa daerah terutama di pedesaan pengembangan pekarangan umumnya diarahkan untuk memenuhi sumber pangan sehari-hari, sehingga seringkali diungkapkan sebagai lumbung hidup atau warung hidup.

Pekarangan didefinisikan sebagai sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu, yang diatasnya terdapat bangunan tempat tinggal dan mempunyai hubungan fungsional baik ekonomi, biofisik maupun sosial budaya dengan penghuninya.

Pemanfaatan pekarangan di lahan sekitar rumah sangat penting untuk menjaga kualitas ekosistem dan keanekaragaman hayati. Budi daya tanaman di pekarangan merupakan pengembangan lanskap produktif yang dapat menjamin ketersediaan sebagian pangan keluarga dan menjadi media interaksi sosial dengan tetangga. Tanaman pekarangan merupakan tanaman yang dapat beradaptasi dengan lingkungan lokal dan memiliki fungsi ekonomi, sosial, dan ekologi.

Peranan dan pemanfaatan pekarangan bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya, tergantung pada tingkat kebutuhan, sosial budaya, pendidikan masyarakat maupun faktor fisik dan ekologi setempat. Di Indonesia, peranan pekarangan belum mendapat perhatian sepenuhnya, padahal jika dikelola dengan baik bukan tidak mungkin akan menambah penghasilan pendapatan keluarga.

Fungsi ekonomi produktif pekarangan di antaranya mampu menunjang perekonomian keluarga dengan mengurangi pengeluaran belanja keluarga, produk pekarangan dapat dijual, dan pekarangan menjadi ruang usaha di rumah. Pemberdayaan dan optimalisasi pekarangan tidak hanya dilakukan secara individu, tetapi secara kelompok dan pada lingkungan yang lebih luas.

Pekarangan di Nagari Talu yang dikelola dengan sederhana, sangat berati dalam menunjang pendapatan keluarga masyarakat setempat. Oleh karena itu sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut tentang peranan, pemanfaatan dan keanekaragaman tanaman pekarangan dalam kaitannya dengan nilai tambah perekonomian masyarat. Secara umum masyarakat Nagari talu telah memanfaatkan lahan pekarangannya sebagai sumber pemenuhan hidupnya, baik untuk memenuhi kebutuhan pangan, obat maupun rasa estetikanya.

Pemanfaatan lahan pekarangan telah dilakukan secara effektif, hal ini terlihat dari penataan tanaman yang saling mendukung. Lahan pekarangan yang sempit dapat dimanfaatkan untuk menanam dengan sistem vertikultur. Sistem pertanian vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Sistem ini cocok diterapkan pada lahan sempit atau di pemukiman yang padat penduduknya. Sistem ini dapat menjadi solusi kesulitan mencari lahan pertanian yang tergusur oleh perumahan dan industri.

Pekarangan yang dimanfaatkan sebagai sumber kebutuhan rumah tangga baik dari segi kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan perekonomian masyarakat itu sendiri. Tanaman sayuran yang mudah tumbuh di daerah tropis juga dapat dibudidayakan dengan beberapa media. Penanaman tanaman sayur sebagai upaya pemanfaatan pekarangan rumah dapat menjadi salah satu penyedia gizi sehat keluarga. Selain penyedia gizi sehat keluarga, usaha di pekarangan jika dikelola secara intensif sesuai dengan potensi pekarangan, juga dapat memberikan sumbangan pendapatan bagi keluarga.

Bisnis atau usaha yang dijalankan oleh masyarakat di nagaru talu rata-rata berjalan dibidang pertanian. Selain bertani masyarakat nagari talu sebagian juga berjualan hasil tanaman pertanian yang masyarakat budidayakan secara pribadi. Pemanfaatan sumber daya di nagari talu cukup efisien dari sektor pertanian yang membutuhkan lahan luas, maupun pemanfaatan pekarangan sebagai sumber penghasilan tambahan keluarga masyarakat di nagari talu.
Pemanfaatan sumber daya dari pekarangan yang dikelolah dengan cara berbisnis dari hasil penjualan pekarangan disekitar rumah.

Bisnis yang dijalankan dari hasil pekarangan itu sindiri berupa tanaman yang ditanam seperti bunga, Sayuran, buah-buahan dan tanaman obat-obatan. Hasil dari penjualan tanaman dipekarangan mampu menunjang perekonomian, sehingga perekonomian keluarga menjadi lebih tertolong dan terpenuhi, maka dari itu perekonomian pun menjadi indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun