Sekilas tentang pencalonan Ridwan Kamil di Pilgub Jawa Barat, Kang Emil sudah mendapat dukungan penuh dari Partai NasDem. Bila melihat sejarah kunjungannya ke Indramayu yang merupakan basis Partai Golkar, tidak menutup kemungkinan juga bila pada Pilgub mendatang, NasDem akan berkoalisi dengan Partai Golkar.
Belakangan, lima hari yang lalu seperti dilansir beberapa media online Nusron Wahid sebagai Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar Indonesia I (Jawa-Sumatera) menyatakan bahwa Partai Golkar masih terbuka mengusung Ridwan Kamil sebagai cagub.
Karena itu, jelas Nusron, kalau memang dalam pilkada nanti Golkar mengusung Ridwan Kamil, tentu Golkar akan menyodorkan nama sebagai wakilnya. Dan bagi Golkar, ketika calon yang diusung adalah Ridwan Kamil, maka paket yang ideal adalah unsur wakil dari tokoh Pantura.
Siapa saja tokoh pantura tersebut, Nusron menyebutkan bisa saja Bupati Bekasi Neneng atau Politisi Muda dari Indramayu Daniel Mutaqien Syafiuddin. Bukan tanpa alasan nama Daniel Mutaqien ini muncul. Daniel Mutaqien dianggap sebagai salah satu figur dari Pantura dan bisa melengkapi Kang Emil yang merepresentasikan warga Priangan.
Tidak sedikit yang menilai duet Priangan dan Pantura (siapapun tokohnya) ideal karena merepresentasikan seluruh warga Jawa Barat. Di samping itu, duet tokoh dari Priangan dan Pantura juga membuat suara dukungan menyebar merata.
Tentang Daniel, ia adalah anggota DPR RI Komisi V. Ia masih muda, dan dianggap menjadi salah satu keuntungan, karena saat ini tren pemimpin muda sedang naik daun. Generasi muda dianggap lebih kreatif dan inovatif. Untuk itu, tidak sedikit yang menilai bila Daniel Mutaqien cocok untuk mengimbangi Kang Emil yang juga sama-sama tokoh muda.
Dari segi partai, bukan tidak mungkin bila NasDem berkoalisi dengan Partai Golkar. Di tingkat pusat, NasDem juga kerap berkoalisi dengan Partai Golkar. Sebut saja saat Pilkada DKI Jakarta belum lama ini. Golkar bersama NasDem dan PDIP berkoalisi. Selain itu, Golkar dan NasDem juga berada di kubu yang sama mendukung Pemerintahan Joko Widodo. Jadi bukan mustahil bila NasDem dan Golkar juga berkoalisi di tingkat daerah.
Lalu mungkinkah? Semua itu kembalikan pada keputusan partai. Masyarakat hanya berharap elit partai politik jeli dan cermat memilih tokoh. Bukan hanya yang bisa mengumpulkan suara sebanyak-banyaknya dan memenangkan Pilgub Jabar, tetapi juga tokoh yang memiliki inovasi dan gebrakan untuk memajukan Jawa Barat.