Kita harus mempelajari faktor-faktor yang menjadikan anak perempuan menolak menggunakan jilbab. Apakah penolakan itu dikarenakan pengaruh teman-temannya yang tidak menggunakan jilbab atau kecendrungan dirinya untuk menampakkan kecantikannya atau sebab celaan atau ejekan orang lain ketika dia menggunakan jilbab dan faktor-faktor penghambat lainnya. Selain itu, keluarga harus menanamkan dalam pemikiran anak perempuan bahwa Allah swt senantiasa mengawasinya dan menjelaskan kepadanya bahwa berhijab bukan kewajiban keluarga dan bukan pula tradisi, melainkan sebuah hiasan yang dicintai Allah swt.
Kesalahan yang sering dilakukan kebanyakan keluarga mendidik anak untuk menggunakan jilbab mereka menggunakan metode kritikan dan menganggap tindakan anak perempuan adalah sebuah aib. Dan dapat kita ketahui bahwa kata 'aib' memiliki pengertian negatif. Hendaknya menggunakan kata haram dengan metode yang lembut sehingga hati anak perempuan terbuka untuk mencintai Allah dan takut kepada-Nya, sehingga dia mengenakan jilbab dikarenakan dorongan spritual yang tersembunyi di dalam kepribadiannya.
Sesungguhnya memaksa anak perempuan mengenakan jilbab menjadikan kepatuhannya sebagai kepatuhan bentuk lahir yang tidak ada maknanya. Inilah hasil yang tidak diharapkan. Inilah hasil yang tidak diharapkan. Keluarga harus menggunakan berbagai macam cara yang menyebabkan anak perempuan bersedia mengenakan jilbab. Ketika anak perempuan menolak menggunakan jilbab, hendaknya keluarga tidak menggunakan cara-cara paksaan terhadapnya. Keluarga harus mengetahui cara-cara yang menjadikan anak bersedia menganakan jilbab semata-mata demi menjalankan kewajiban agama, bukan karena takut akan keluarga. Â