Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ia Relakan ART Cantik Mengambil Hati Suaminya

28 Februari 2020   15:48 Diperbarui: 28 Februari 2020   15:49 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya mengalami peristiwa ini dan sudah lama terjadi. Menyaksikan pernikahan seorang ART dengan majikannya di hadapan jenasah wanita, yang tak adalah istri  majikannya yang sudah siap diberangkatkan ke makam.

Duka dan bahagia mengiringi semua prosessi yang dihadiri oleh kerabat dan tetangga.  Seorang Naib petugas pernikahan dan modin pemimpin upacara pemakaman hadir bersamaan dalam satu majlis.  Dan ini satu-satunya pengalaman yang pernah saya alami.

Alkisah bu Santi  (bukan nama sebenarnya) adalah pegawai kantor swasta.  Dan  Pak Jono (bukan nama sebenarnya )adalah pegawai kantor pemerintahan.  Mereka berdua sama-sama sibuk sehingga untuk mengurus satu-satunya anak,  mereka serahkan pada pembantu rumah tangga,  yang saat itu terbilang masih bocah.

Hingga anak mereka berusia SMP,  Asisten Rumah Tangga ini masih bertahan dengan suka cita.  Apalagi fasilitas hidup memadahi selalu didapatkan.

Awalnya semua terlihat baik-baik saja,  sampai suatu hari bu Santi divonis menderita kanker serviks yang tak kunjung ada obatnya.

Tak terasa Si Mirah (nama samran),  ART mereka sudah tumbuh sebagai gadis dewasa yang cantik ,lebih cantik dari anak mereka.  Bahkan lebih cantik dari wajah bu Santi.

Bu Santi tergolek lemas di tempat tidur tanpa bisa berbuat apa-apa.  Dan si Mirah yang merawat dan melayaninya dengan penuh kasih sayang,  melebihi orang tuanya sendiri.  Memandikan,  mengganti pakaian bu Santi,  bahkan menyuapi dan mengganti pampers dan sprei biasa dilakukan si Mirah.

Kamar Si Mirah agak di belakang,  tapi pintunya nyaris berhadapan.  Sebuah bel dipasang berhubungan dengan Kamar Si Mirah ke kamar bu Santi untuk keperluan komunikasi.

Pak Joni sebagai lelaki normal,  merasakan kehampaan hidup.  Dalam kecukupan fasilitas dan berbagai keperluan ia merasakan kehampaan yang amat sangat.  
Sudah lebih satu tahun ini ia tak bisa merasakan sentuhan wanita.  Karena istrinya sakit dan tak dapat melayaninya.

Suatu malam, rumah terlihat sunyi, pak Joni terlihat mondar mandir ke depan pintu kamar  Mirah.  Di balik sela pintu  kamar yang terbuka,  dilihatnya si Mirah pulas dengan tubuh terbuka.  Baju panjang yang dikenakan tersingkap sampai sebatas panggal paha,  dan membuat hati pak Joni berdesir tiada tara.

Ia mengumpulkan keberanian, memasuki kamar Mirah,  tangannya memberi kode ke mulut mirah agar tidak berisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun