Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Datang Masa Pensiun, Apa yang Ditakutkan?

19 Februari 2020   21:29 Diperbarui: 19 Februari 2020   21:41 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore ini saya menjenguk seorang kerabat dekat di Rumah Sakit. Tekanan darahnya naik dratis sejak beberapa bulan lalu. Dan puncaknya setelah SK pensiun sebagai pegawai pemerintahan diterimanya.

Sebut saja pakdhe Karno, beliau merupakan saudara jauh dari bapak saya Yang telah mengabdi sebagai PNS selama hampir 28 tahun.  

Beberapa kali pakdhe Karno melanglang buana melaksanakan tugas negara hampir di seluruh wilayah Indonesia.  

Kedudukannya sebagai kepala bidang  membuat  hidup pakdhe cukup nyaman. Dengan berbagai fasilitas dan tunjangan yang  diterimanya.

Budhe Karno sempat datang ke rumah, bercerita tentang kondisi kesehatan pakdhe yang makin tidak stabil. Kata budhe, pakdhe sering curhat tentang  masa pensiun yang  akan dijalaninya.  

Sepertinya pakdhe  belum siap. Beliau bercerita bahwa saat pensiun nanti akan kehilangan banyak pendapatan.

Padahal menurut pandangan kami,  pakdhe termasuk orang  yang  sukses. Ketiga puteranya sudah mandiri dan berkeluarga setelah sebelumnya lulus kuliah dan jadi sarjana.

Tapi tiap orang memang berbeda sikap saat menghadapi masa pensiun.

Saya juga punya seorang kawan senior, jabatan terakhirnya sebelum pensiun adalah seorang kapolsek. Jauh hari kawan saya ini sudah mempersiapkan dirinya dengan kegiatan berkebun, memelihara ikan dan beternak. Beliau memilih pulang kampung ke daerah asalnya dan memulai  kehidupan baru sebagai seorang pensiunan.

Bahkan beberapa waktu yang  lalu saat saya menengoknya,  beliau terlihat lebih gemuk tapi rona kebahagiaan terpancar dari wajahnya.

Masa pensiun itu dikehendaki  atau tidak,  tetap akan datang sesuai waktu yang telah ditetapkan undang-undang.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun