Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menikah di Kantor KUA, Mengapa Tidak?

12 Januari 2020   11:33 Diperbarui: 12 Januari 2020   11:35 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumpeng sederhana untuk selamatan akad nikah /dokpri

Maisaroh terlahir cantik alami. Banyak pria yang terpesona akan kecantikannya. Seorang  pria tua cukup kaya berhasil menggaetnya dan mempersuntingnya setelah menyelesaikan semua hutang orang tuanya.

Pernikahannya dengan Mbah Jalil (sebut saja begitu) tak berlangsung lama. Setahun setelah Maisaroh melahirkan, Mbah Jalil berpulang. Anak hasil perkawinan dengan Mbah Jalil ini meninggal saat masih bayi.

Anak-anak Mbah Jalil tak suka Maisaroh, mereka mengusirnya dengan memberi sebidang tanah.

Di atas  tanah itulah ia menjalani kehidupan membuka warung kecil-kecilan dan mempertemukannya dengan seorang laki-laki langganan warungnya. Hubungan berlanjut serius, Maisaroh hamil. Hubungan tanpa status itu menghasilkan seorang anak perempuan yang kini telah dewasa.

Menutupi aib keluarganya Maisaroh merantau ke Kalimantan. Di sana ia bersama anaknya membuka warung makan. Tahap berikutnya seorang lelaki melamar Maisaroh . Lalu balik  lagi ke Jawa dengan seorang anak tambahan dari hasil perkawinan terakhirnya.

Anak perempuan dari hasil hubungan tanpa status itu telah tumbuh dewasa. Ayahnya ada tapi tak mengakuinya. Beberapa kali datang memohon agar bisa menjadi wali nikah tak digubrisnya.

Lalu memohon rekomendasi KUA, anaknya dibuatkan akte ibu tanpa ayah, dan jadilah surat pengantar perkawinan.

Beberapa orang hadir di mushola KUA, orang tua si gadis, beberapa kerabat dan saya hadir sebagai saksi dari fihak perempuan. Sementara fihak pengantin pria diwakili seorang saksi dari pegawai Kantor KUA.

Prosesi ijab kabul berlansung singkat dan hikmat. Kata-kata sah mengakhiri prosesi akad nikah  yang penuh keharuan.
Beberapa orang menangis memeluk pengantin. Tak ada pesta setelahnya.

Tak ada undangan, tak ada tamu. Apalagi pentas solo orgen yang dilengkapi dengan menu prasmanan yang menggugah selera.

Sebuah tumpeng dengan Ingkung ayam kecil menjadi pelengkap prosesi ijab kabul. Teriring doa semoga pengantin sakinah mawaddah wa rohmah.

Dan kehidupan terus berjalan. Semoga pengantin berbahagia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun