Saya memiliki sebuah tanaman yang unik. Hasil pemberian seorang teman yang berasal dari Blora. Waktu pertama kali datang pohon pisang ini hanya setinggi satu jengkal dengan bentuk lurus dan beberapa potong akar menyembul dari pangkal batangnya.
Saya menanamnya sembarangan saja. Sebab tak punya lahan khusus yang khusus untuk tanaman. Terlebih di lokasi perumahan  luas tanah terbatas dan harus dibagi untuk berbagai keperluan.
Pohon pisang ini saya tanam begitu saja di depan rumah di tanah yang telah bercampur dengan bahan bangunan seperti semen dan pasir.
Beberapa bulan kemudian, kehidupan sebagai pohon terlihat. Batang anak pisang mulai tumbuh di sekitar induknya. Dengan bentuk yang nyaris sama. Â Sampai 7 bulan kemudian Pohon mulai montong (terlihat pucuk jantung) dari luar. Kulit jantung pisang yang terlihat panjang ini menandakan bahwa pohon ini akan berbuah banyak.
Makin hari pohon pisang makin terlihat gagah, tandannya yang menjuntai ke tanah tak mampu ditopang oleh batang akar pohon yang ukurannya jauh lebih kecil. Sehingga saya harus menambahkan penyangga berupa kayu agar pohon tidak roboh.
Tetangga pun bertanya, "pisang Ambon ya pak," saya menjawab, "bukan, ini pisang Morosebo".
Bentuknya memang mirip pisang Ambon, tapi bentuknya bisa lebih besar, dan rasa buahnya lebih manis.
Pohon pisang ini tidak terlalu rimbun, dan sangat indah terlihat sebagai tanaman hiasan di depan rumah. Dan di pasaran jarang diketemukan. Mungkin karena buahnya yang mudah lepas ya ?
Selamat menikmati hari libur anda
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI