Mohon tunggu...
Masna Khasbiya
Masna Khasbiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

bersyukurr

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Memiliki Keunggulan Perkebunan, Sorgum Menjadi Tanaman Alternatif Petani Desa Kejene

6 Agustus 2021   11:10 Diperbarui: 6 Agustus 2021   13:42 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Kejene merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah. Memiliki lahan persawahan dan perkebunan yang sangat luas menjadikan mayoritas penduduk desa Kejene berprofesi sebagai Petani. Hasil perkebunan desa Kejene sudah dikenal bagus tidak dapat diragukan lagi sehingga banyak sekali pemasok yang masuk untuk memproduksinya. Namun, adanya hama tikus membuat para petani mengalami gagal panen dan memilih tidak menanami kebunnya. Hal ini berdampak juga pada perekonomian penduduk pasalnya 80% penghasilan warga desa Kejene berasal dari pertanian dan perkebunan.


Adanya gagal panen karena hama tikus, maka salah satu mahasiswa KKN UIN Walisongo mencari solusi dengan cara mengganti tanaman jagung menjadi tanaman sorgum yang akan menjadi alternatif baru bagi petani desa Kejene. Sorgum merupakan tanaman serbaguna yang bisa digunakan untuk sumber pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri. Sorgum tidak jauh berbeda dengan jagung, gandum, padi, dan jelai. Sorgum sudah menjadi makanan pokok di Asia Tenggara dan Sub-Sahara.


Dengan bekerja sama dengan dua pabrik sapu Purbalingga maka rencananya hasil dari gagang tanaman sorgum di desa Kejene akan dijadikan bahan baku industri dan diolah menjadi sapu yang akan di ekspor ke luar negeri. Selain itu,biji dari sorgum juga akan dikemas dan diekspor ke luar negeri untuk bahan makanan pokok. Pabrik sapu Purbalingga sudah berjalan lama dan permintaan yang sangat banyak maka pabrik mengalami kekurangan bahan baku. Oleh karena itu tanaman sorgum dapat menjadi alternatif para petani desa Kejene ditengah wabah hama tikus yang merajalela.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun