Kegiatan Ujian Nasional atau UN menjadi agenda yang penting dan strategis dalam dunia pendidikan Indonesia, mulai dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, hingga sampai tingkat nasional. Kegiatan UN yang digelar selama ini dilaksanakan masih banyak dalam bentuk berbasis kertas (Paper Based Test), artinya soal ditulis di kertas yang kemudian dijawab oleh peserta ujian dikertas pula.
Dalam beberapa tahun terakhir ini soal Ujian Nasional Berbasis Komputer atau UNBK yang mulai dilaksanakan oleh banyak sekolah, khususnya jenjang SMP dan SMA sederajat. Setiap tahun sekolah yang menggunakan UNBK terus meningkat seiring dengan tuntutan masyarakat dan kesiapan sekolah. Dengan sistem UNBK, diharapkan dapat meminimalisir kecurangan dalam pelaksanaan UN, terutama dalam hal contek-menyontek diantara para peserta ujian tersebut.
UNBK diperkenalkan oleh Kemdikbud dalam pelaksanaan UN tahun 2015, yang berdasarkan Permendikbud Nomor 144 tahun 2014 pada Pasal 20 ayat (1) dinyatakan bahwa "Pelaksanaan UN SMA/MA dan SMK dapat dilakukan melalui ujian berbasis kertas (Paper Based Test) dan/atau ujian berbasis komputer (Computer Based Test)". Ketentuan tersebut memang belum mewajibkan seluruh peserta UN mengikuti ujian ujian berbasis komputer karena hanya ditujukan bagi siswa SMA/MA dan SMK, sementera untuk peserta UN SMP dan SD tidak diatur oleh ketentuan tersebut. Â
Dengan UNBK yang relatif lebih objektif dan jauh dari kecurangan serta  contek menyontek, diharapkan dapat menghasilkan nilai atau hasil  yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga akan dapat menjadi bahan pertimbangan dan pengambilan kebijakan oleh pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.
Tercapainya peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari masukan (input) hasil penilaian yang objektif dari kegiatan UNBK Â yang relatif lebih objektif dan akurat. Â Dengan nilai UNBK yang relatif akurat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayan beserta koleganya di daerah dapat memetakan kondisi nyata pendidikan Indonesia yang lebih akurat pula. Bagi kalangan pendidik dan orangtua berharap dengan pelaksanaan UNBK dapat menghasilkan lulusan yang dapat bersaing pada era globalisasi ini.
Tanpa mengurangi makna dan esensi proses pendidikan itu sendiri, penilaian dengan UNBK pula dapat  menjadi barometer yang lebih akurat bagaimana keberhasilan suatu daerah dalam dunia pendidikan yang sebenarnya. Dengan keakuratan hasil penialaian ujian,  maka diharapkan diperoleh  benang merah yang jelas dari situasi dan kondisi nyata dunia pendidikan Indonesia selama ini.
Penyelenggaraan UNBK sudah menjadi trend dan harapan,  maka dengan demikian berarti dunia pendidikan Indonesia sudah selangkah lebih maju.  Meskipun hal tersebut  masih belum menggambarkan tingkat kemajuan dan mutu pendidikan Indonesia yang sangat beragam ini. Namun, dengan adanya UNBK, setidaknya sudah membuka mata kita para pendidik  dan pemangku kepentingan dunia pendidikan untuk melek dan akrab dengan dunia TIK.
Keberhasilan penyelenggaraan UNBK sangat ditentukan  pula  oleh kesiapan sekolah penyelenggara dalam menyediakan sarana pendukung utama yaitu computer/ laptop dan ketersediaan pasokan listrik  yang memadai. Namun demikian, dalam pelaksanaannya, sekolah yang tidak memiliki komputer/laptop yang cukup dan memadai dapat 'menumpang' dengan sekolah terdekat dalam pelaksanaan UNBK.
Secara teknis, pelaksanaan UNBK dapat dilaksanakan dengan bergiliran, tidak harus serentak bersama-sama. Dengan demikian, pada sekolah satu dengan yang lainnya dapat bekerja sama untuk pelaksanaan UNBK. Terlebih lagi jadwal pelaksanaan UNBK SMP dan SMA sederajat tidak sama, sehingga UNBK SMP sederajat dapat menggunakan komputer SMA sederajat apabila sekolah tersebut relatif berdekatan jaraknya.
Pelaksanaan UNBK sejatinya dapat meningkatkan integritas sekolah, khususnya dalam hal akurasi nilai ujian nasional. Â Dengan UNBK ini, Â sekolah akan membuktikan dirinya sebagai sekolah yang 'jujur' dan memiliki integritas akademik. Pada gilirannya, sekolah yang jujur dan memiliki integritas dalam ujian nasional akan menjadi sekolah yang bermutu.
Dunia pendidikan Indonesia memerlukan banyak inovasi dan perbaikan yang terus menerus, seiring dengan kemajuan dan dinamika masyarakat dan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri, terlebih teknologi informasi dan komunikasi. Kemajuan dunia pendidikan sangat ditentukan oleh banyak pihak pemangku kepentingan yang terlibat langsung dalam dunia pendidikan. Pemerintah, orangtua, dan masyarakat menjadi pilar pokok dalam menopang dan dan mendukung dunia pendidikan Indonesia yang bermutu. Semoga.