Mohon tunggu...
Maskur Abdullah
Maskur Abdullah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan Trainer

Jurnalis dan trainer, tinggal di Medan.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

JR Saragih, dan "Buyarnya" Peta Politik Sumut

4 Maret 2018   23:50 Diperbarui: 5 Maret 2018   12:58 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

"Kemenangan JR Saragih atas gugatannya di Bawaslu Sumut, ada konsekuensi politik nya. Tapi ini juga sebagai kritisi, bahwa KPU harus bertindak adil, tidak sewenang-wenang," ujar seorang teman saya, yang masuk dalam bagian Tim Sukses (Timses) salah satu pasangan Calon Gubernur Sumatera Utara, yang maju pada Pilkada 2018 ini.

Atas kemenangan gugatan itu, JR Saragih dan pasangannya Ance Selian, berarti hampir pasti akan ikut meramaikan kontenstan Pilkada Sumut, menjadi 3 pasang. 

Seperti diketahui, sebelumnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut hanya meloloskan 2 pasang Calon Gubernur Sumut, yakni Edy Rahmayadi/Musa Rajekshah dan Djarot Saiful Hidayat/Sihar Sitorus. Sedang pasangan Jopinus Ramli (JR) Saragih/Ance Selian, oleh KPU Sumut ketika itu dinyatakan tidak lolos, untuk alasan masalah legalisir ijazah JR Saragih.

 "Peta politiknya benar-benar jadi buyar. Kekuatan jadi terbelah tiga," ujar seorang redaktur senior salah satu surat kabar harian di Medan.

Betapa tidak. Peta politik ini sebelumnya sudah terpetakan dengan cukup jelas. Persis ketika sebelumnya, KPU hanya meloloskan 2 kontestan Pilkada 2018. Bisa dibayangkan, bagaimana serunya "pertandingan" Pilkada Sumut, seandainya hanya 2 pasang calon yang maju. Satu lawan Satu. Maka kekuatan pun hanya terbelah dua, begitu mudah terpetakan. 

Dengan majunya pasangan JR Saragih/Ance Selian, kekuatan terbelah tiga. Mudah-mudahan menjadi semakin seru. Memang ada keuntungan dan kerugian bagi 2 pasang calon lainnya. Tapi bisa juga, pasangan JR Saragih/Ance Selian, menjadi pihak yang diuntungkan untuk bisa mendulang suara. 

Pasalnya, simpati bisa mengemuka kepada pasangan ini, karena sebagian masyarakat ada yang menilai, JR Saragih sebagai pihak yang "terzalimi".

Bagaimana mungkin, seorang JR Saragih, yang telah menjabat Bupati Simalungun selama 2 periode, ijazahnya masih diragukan? Banyak orang yang tertanya-tanya, dan merasa itu suatu yang tidak mungkin terjadi. "Pasti ada apa-apanya." 

Tapi memang, permainan belum selesai. Segala intrik, trik dan strategi politik akan muncul untuk memenangkan pertandingan. Tentu saja kita berharap, pertandingan tetap berlangsung secara fair play. Terhindar dari "tipu-tipu" apalagi tipu suara.

Penulis tidak ingin terseret lebih dalam, pada pertarungan ketiga calon Gubernur Sumatera Utara ini. Meski penulis melihat jelas "pergerakan" arus Pilkada ini, namun lebih baik berdiam diri saja, menunggu hingga hari H usai. 

Penulis tidak ingin melontarkan opini lebih jauh, karena khawatir akan dinilai berat sebelah, meski penulis ingin menyampaikannya secara seimbang (balance). Biarkan saja masyarakat menilai dengan caranya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun