Apakah anda penggemar ikan air tawar - khususnya ikan sungai? Dahulu ada banyak jenis ikan air tawar yang hidup di sungai yang ada di Sumatera Utara. Masyarakat di sini menyebutnya sebagai ikan jurung, ikan pahitan, ikan sibaro, ikan lemeduk, ikan kaloh (gurami), ikan baung, dan tidak ketinggalan pula udang gala -- jenis udang sungai yang selalu menjadi primadona. Ada pula jenis ikan langka yang cukup popular dari Sungai Bilah, Labuhan Batu, yaitu ikan terubuk.
Tahun 1980 an, ketika penulis duduk di bangku SMA (Sekolah Menengah Atas) Muhammadiyah di kota Aek Kanopan -- kira-kira 260 Km selatan Medan, hampir semua jenis ikan itu masih cukup mudah diperoleh. Kecuali ikan terubuk, yang memang tergolong langka.
Penulis saat itu sering mendapat banyak ikan sungai, bahkan udang gala, hanya dengan memancing di sungai atau anak sungai yang ada di sekitar Kecamatan Kualuh Hulu. Kecamatan Kualuh Hulu dan kecamatan sekitarnya, kini masuk dalam wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), dengan ibukotanya Aek Kanopan. Kabupaten ini hasil dari pemekaran Kabupaten Labuhan Batu.
Ikan Sungai Mulai Langka
Tapi sangat berbeda sekarang ini, terpaksa harus menunggu hingga seminggu, baru bisa mendapatkan ikan sungai. Â Harganya pun cukup mahal. Ikan baung bisa mencapai Rp80.000/kg, ikan jurung Rp120.000/kg dan udang gala bisa menembus Rp180.000/kg.
"Walau mahal, sekarang pun sudah sulit mencari ikan bang. Kita harus pesan jauh-jauh hari, atau langsung menunggu pencari ikan naik dari sungai. Jadi ikannya gak sempat dibawa ke pasar, kita beli di tempat," kata Ari, penduduk Aek Kanopan, Labura, dalam perbincangan dengan penulis, belum lama ini.
"Udah payah bang. Banyak orang yang nyetrum di sungai, Â ikan-ikan kecilnya pada mati. Makanya udah payah ikan sekarang," sebut seorang pedagang ikan di Guntingsaga.