Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Pasca Gondangdia Antara TransJakarta dan Reklamasi

15 Agustus 2019   11:02 Diperbarui: 15 Agustus 2019   12:17 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://otomotifnet.gridoto.com

Temu Gondangdia bukan tanpa tujuan atau hanya sekedar kebetulan. Dinamika Anies terasa merebak di seantero negeri. Anies bagai meteor yang jatuh ke bumi, geliat Anies tak pernah sepi dari puji dan bully. 

Namun Anies seperti tak mau peduli dengan puji dan bully. Pujian tak membuat Anies berhenti, bully tak membuat gerak Anies tertahan. Anies bergerak dan terus bergerak. 

Sempat kaget, ada info Anies sedang ke Jepang, saat Roro Jonggrang membuat Jakarta meradang. Namun begitu sampai tanah air, Anies langsung bertindak. Datangi pasien korban kerusuhan dan berikan bantuan gawat darurat. Anies pun beri pernyataan Jakarta aman. 

Bully Anies tak pernah ingkar janji. Setelah Anies dianggap tidak bertanggung jawab, saat situasi dan kondisi pasca Rapat Rekapitulasi KPU ditutup dini hari, terjadi kerusuhan. Tindakan cepat tanggap Anies terhadap korban kerusuhan, bahkan dianggap memberi bantuan kepada perusuh. Kontan Anies menjawab tuduhan berat tersebut dengan mempersilahkan untuk melihat rekaman  CCTV DKI.

Pasca hiruk pikuk Pilpres, Anies bak meteor jatuh ke bumi. Berita Anies tak pernah sepi. Gemuruh Pilpres yang secara antiklimaks terhenti di MK, hanya sesaat, gelora Anies bak gelombang laut menyibaj di pantai, tak pernah surut. Bahkan ketika gonjang ganjing pasca Temu MRT terjadi, Anies bahkan dianggap sebagai sosok Matahari baru. 

Tanpa basa basi Temu Gonfangdia, seolah ingin menandingi Temu Tengku Umar. Jika yang satu, Temu Tengku Umar, masih berunding soal rekonsilasi, maka Temu Gondangdia, sudah mendorong munculnya Matahari pagi. Jika Prabowo dan Mega bertemu untuk rekonsiliasi, maka Surya Paloh tanpa basa basi mendorong Anies untuk maju Capers 2024.

Anies memang tidak menanggapi serius dorongan Surya Paloh, untuk menjadi Capres 2024. Jawaban standar Anies adalah Anies ingin fokus mengurys Jakarta. Namun setelah itu terdengar berita tentang DP pengadaan Bus Trans Jakarta yang mangkrak. Kontan saja hal ini membuat dinamika politik kembali memanas. 

Di saat lain, keputusan Anies untuk tidak melanjutkan reklamasi dikalahkan PTUN. Suatu hal yang akan menjadi pr berat Anies ke depan. Reklamasi merupakan kasus yang sangat menyita perhatian publik. Keputusan PTUN memenangkan gugatan pengembang kepada Anies dapat membuat dinamika Anies surut. 

Penolakan reklamasi merupakan salah satu saham terbesar Anies di mata publik. Di satu sisi Anies mendapat manfaat dukungan publik yang luas, di sisi lain, Anies akan menghadapi hadangan dan ancaman serius terhadap upayanya menolak reklamasi. Belum selesai dinamika DP Bus Trans Jakarta yang banyak mangkrak, Anies terkena hambatan serius soal reklamasi.

Namun bukan Anies namanya, kalau tidak menimbulkan berita. Pada saat publik dihangatkan oleh kemunculan Prabowo di Kongres PDIP, dan permintaan resmi Mega supaya PDIP mendapat jatah kursi menteri paling banyak, tiba tiba Anies berkunjung ke Istana.

Kontan saja kedatangan Anies ke Istana menimbulkan spekulasi, Anies akan kembali diangkat menjadi Menteri. Namun hal itu dibantah Anies. Secara standar, Anies kembali menegaskan ingin fokus menangani Jakarta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun