Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Tinggalkan Alumni 212: Prabowo "The Last Soekarno"?

19 Juli 2019   07:19 Diperbarui: 19 Juli 2019   07:24 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: kumparan.com

Sekalipun misteri temu MRT sedikit mulai terkuak, namun keputusan Prabowo pada rekonsiliasi MRT masih menjadi tanya besar.  Benarkah Prabowo akan meninggalkan perjuangan  umat Islam begitu saja ? Mengapa Prabowo begitu pede melakukan langkah misterius dengan menjalankan strategi temu MRT ? 

Bagi alumni 212, langkah Prabowo sudah ke luar jalur.  Alumni 212 juga akan melakukan Ijtma Ulama untuk mensikapi temu MRT Prabowo. Namun satu hal sudah jelas, bahwa umat Islam, relawan pendukung, the power of Emak Emak, sudah merasa ditinggalkan Prabowo. 

Kekuatan alumni 212 tidak dapat dipungkiri sudah terlanjur membesar. Tokoh besar seperti Prabowo, bahkan justru ditinggalkan Alumni 212, ketika melancarkan aksi damai 21-22 Mei, juga aksi aksi di MK. Para petinggi Gerindra bisa jadi sudah cukup puas dengan peningkatan perolehan jumlah kursi do Parlemen. AR bahkan harus terengah-engah tanpa dukungan koalisi saat tampil di area demo aksi damai 22 Mei. 

Meski ada situasi mencekam yang menyelimuti, namun Alumni 212 berhasil menunjukkan eksistensi sebagai gerakan moral pengawal demokrasi. Kekuatan umat Islam secara nyata sudah tampil lugas sebagai kekuatan kelompok penekan dalam demokrasi pasca reformasi. 

Ketika ormas-ormas besar seolah abai pada situasi dan kondisi yang terjadi, maka kekuatan alumni 212 menjadi satu-satunya perekat yang mampu memperjuangkan aspirasi umat Islam secara damai.  

Dorongan people power yang dianggap dapat menggiring gerakan umat Islam ke arah makar, dibuktikan dengan aksi damai umat Islam dengan buka puasa di lapangan, sholat maghrib berjamaah, bahkan sampai dilanjutkan sholat tarawih, tanpa terjadi kerusuhan. 

Kekuatan umat Islam yang memperoleh momentum emas pada aksi damai umat Islam di Monas serta dilanjutkan dengan sholat tahajud dan subuh berjamaan di GBK, kembali bergema pada aksi 21-22 Mei. 

Situasi dan kondisi itu, walau pun tidak begitu masif, juga sempat muncul pada sidang sidang MK. Bukan hanya Prabowo namun hampir semua bisikan elit, tidak digubris oleh para pejuang umat Islam dalam menegaskan diri sebagai kelompok penekan kebijakan.

Prabowo yang diyakini mampu membius masa dengan gaya Sukarno, memperoleh momentum emas dari dukungan aksi aksi damai umat Islam 212. Mengatasi perbedaan yang muncul di antara umat Islam, bersatu karena merasa tidak memperoelh keadilan, menjadi sasaran stigma negatif yang sering dilekatkan, rasa sakit hati yang sangat dalam membuncah dan meluber pada gemuruh kampanye kampanye Prabowo. Tak pelak lagi Prabowo muncul sebagai Sukarno. 

Meski pun pernah menjadi menantu Suharto, apalagi pernah menjadi jendral, yang tentu seharusnya jauh dari gaya Sukarno, namun Prabowo justru cenderung mirip dengan Sukarno. Walau pun ayahnya pernah tidak cocok dengan Sukarno, namun Prabowo mewarisi perjuangan Sukarno dalam membela NKRI. Prabowo bahkan pernah menjadi Cawapres Mega saat Pilpres 2009. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun