Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jadikan Perang Total Moeldoko dan Doa Neno Perbedaan, Bukan Perseteruan!

25 Februari 2019   06:30 Diperbarui: 25 Februari 2019   14:32 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:eramuslim.com

Doa Neno Warisman (NW), tiba tiba merebak dan menimbulkan kontroversi. Doa yang dibacakan sebagai puisi di acara Munajat 212 di Monas itu menjadi kontroversi karena dalam doa itu dianggap mengancam Tuhan. 

Kebetulan NW juga salah satu Ketua BPN Padi, sehingga doa itu kemudian dikaitkan dengan Pilpres. Apalagi saat ini merupakan waktu kampanye Pilpres, sehingga dinamika yang terjadi dapat dikaitkan langsung dengan Pilpres. 

Beda NW beda pula Moeldoko. Kalau NW dianggap membaca puisi yang diambil dari doa Nabi Muhammad Shallahu Alaihi wa Salam, dalam perang badar, maka Moeldoko menyebutkan kampanye TKN sebagai Perang Total. Penggiringan opini NW mengancam Tuhan yang dikaitkan dengan kampanye, masih debateble, karena dalam doa tidak menyebut Nama Paslon. 

Sementara Moeldoko secara jelas menyebut perang total sebagai strategi kampanye. Mengkaitkan pernyataan Moeldoko tentang perang total dengan doa perang badar NW juga akan debateble. 

Tentu saja perbedaan persepsi yang tumbuh dikalangan masyarakat bisa muncul dari setiap gerak gerik, langkah, ucapan dari masing masing paslon mau pun tim kampanye Pilpres masing masing. Dinamika perbedaan itu akan selalu muncul dan mewarnai di hari hari kampanye Pilpres. Itulah bunga bunga pesta demokrasi mekanisme pergantian kepemimpinan nasional 5 tahun sekali. 

Setiap saat rakyat akan dilibatkan, terlibat secara aktif, dan memberikan respon masing masing terhadap dinamika politik yang terjadi. Namun dalam pesta demokrasi, perbedaan tidak harus menjadi perseteruan.

Satu hal yang pasti bahwa perseteruan memang sulit dihindari. Perseteruan terkadang mungkin saja dapat timbul dari perbedaan pendapat. Namun perbedaan pendapat dapat hilang, kalau diketemukan solusinya. Beda dengan  perbedaan pendapat, perseteruan sering muncul karena memang tidak ingin mencari titik temu. Walau pun perseteruan bisa jadi muncul, karena pada awalnya hanyalah karena adanya perbedaan pendapat.

Sebagai gambaaran sederhana adalah hubungan yang terjadi antara saya dengan Big Bos. Anggaplah jika saya hanya tidak setuju karena pintu ruangan yang paling dekat dengan meja saya, walau pun itu merupakan perintah Big Bos. Perintah menutup pintu ruangan yang paling dekat dengan meja saya dianggap merupakan pelaksanaan kebijakan Satu Pintu. 

Sebetulnya ketidak setujuan saya adalah pintu itu masuk ke ruangan yang paling dekat ke meja ditutup, namun hal itu dianggap melawan perintah Big Bos. Dalam hal ini karena perintah itu merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan kebijakan Satu Pintu. Saya kemudian dianggap tidak mendukung kebijakan Satu Pintu. 

Namun dinamika yang terjadi, setelah peristiwa "Diadukan ke Ustad", "Bukan Ngeles" dan "Rejeki Protes", menunjukkan bahwa pada setiap perbedaan pendapat, biasanya lalu dapat hilang, karena diketemukan solusi. Pada pola "Diadukan ke Ustadz" yang menandai berakhirnya perbedaan pendapat adalah nasehat Ulama yang tidak silau oleh tingginya Jabatan Big Bos. Ulama yang tetap memberikan nasehat kepada Pekabat Tinggi. 

Sementara Big Bos pun mau memberikan kesempatan untuk saling membuka diri, untuk memulai lagi koordinasi. Bukan Big Bos yang memaksakan kehendak. indikator mau membuka diri itu muncul dengan dibukanya kembali pintu ke ruangan yang paling dekat dengan meja saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun