Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mukmin Teguh Pendirian Mau Belajar

17 Juli 2018   11:20 Diperbarui: 17 Juli 2018   11:23 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu yang lalu Provinsi Riau mendatangkan Dai kondang Ustadz DR. Yahya Waloni. Kebetulan saya dapat menghadiri salah satu kegiatan tersebut. Ada beberapa sambutan sebelum agenda utama tabligh akbar tersebut. Salah satunya dari pak Camat. Dalam sambutannya pak Camat berharap, bahwa sebagai umat Islam yang beruntung karena dari sejati lahir, mudah mudahan dapat belajar banyak dari Ustadz yang pernah menjadi mualaf sejak tahun 2006 ini.

Seperti halnya ustadz ustadz yang lain, ustadz DR. Yahya Waloni memberikan tausiah kerohanian Islam, yang dalam penangkapan saya. dalam rangka melestarikan kebiasaan kebiasaan baik yang sudah dilaksanakan pada bulan Romadhon sebulan yang lalu, supaya sebagai umat Islam semakin hari semakin bertaqwa. Memang ustadz DR. Yahya Waloni dalam ceramahnya menggunakan bahasa bahasa yang lugas. Sesekali beliau juga sedikit viveri veri koloso serempet sana serempet sini, untuk membuat segar suasana. Beliau sendiri memang suaranya keras. Kalau kemudian isi ceramah agak keras ya mungkin sudah bawaan dari 'sono'nya.

Namun ketika beliau memberikan informasi mengenai pandangan #BuyaHamka tentang cara membedakan orang Islam dengan orang Mukmin. Memang, ya terasa informasi itu begitu menyentuh. Sedikit ada rasa sesak di dada.

Kalau mau melihat orang Islam, lihatlah orang orang yang sholat Idul Fitri di lapangan. Banyak sekali orang Islam di sana.

Namun kalau mau melihat orang Mukmin, lihatlah orang orang yang sholat di masjid sehari-hari. Sungguh sangat sedikit orang mukmin itu.

Bukan romadhon menanggil orang orang mukmin untuk menjalankan ibadah puasa. Ada berkah, ada ampunan, ada pembebasan dari api neraka, ada malam seribu bulan. Ada pahala kembali Fitri kepada orang orang mukmin yang lulus ujian pada bulan Romadhon. Maka banyak orang orang yang seperti masuk Islam dan berusaha keras untuk dapat menjadi mukmin. Masjid masjid di bulan Romadhon penuh. Setelah Idul Fitri, diharapkan banyak orang semakin bertaqwa kepada Allah SWT.

Beberapa waktu yang tidak lama lagi, akan diingatkah kembali tentang sikap #TeguhPendirian dari Nabi Ibrahim, istrinya Siti Hajar, serta Nabi Ismail, putera Nabi Ibrahim. Ini poin ke dua yang sempat saya rekam dari tausiah Ustadz DR. Yahya Waloni.

Ketika Nabi Ibrahim menceritakan kepada Nabi Ismail, tentang mimpinya untuk menyembelih Nabi Ismail putera kandungnya itu, sampai tiga kali. Itu pertanda perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim. Di luar dugaan Nabi Ismail tidak menolak perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim tersebut. Maka Nabi Ibrahim pun pergi untuk mengambil pisau yang tajam. Pisau tersebut akan digunakan untuk menyembelih Nabi Ismail, putera kandungnya sendiri.

Pada saat Nabi Ibrahim sudah siap dengan pisau nya yang tajam, datang setan memperingatkan Nabi Ibrahim, bahwa Nabi Ismail itu putera kandungnya sendiri. Masak Allah tega memberi perintah aneh itu kepada Nabi Ibrahim. Setan sih menurut saya suka suka sok simpatik deh. Padahal tujuannya adalah supaya Nabi Ibrahim mengurungkan niatnya untuk melaksanakan perintah Allah SWT. Namun Nabi Ibrahim teguh pendirian, tetap akan melaksanakan perintah Allah SWT.

Setan tentu tidak mau putus asa. Nah ini set an juga banyak akal. Karena gagal menggoda Nabi Ibrahim, setan mendatangi Siti Hajar istri Nabi Ibrahim. Setan membujuk Siti Hajar, supaya menghalangi niat Nabi Ibrahim. Namun Siti Hajar teguh pendirian, yang sudah diputuskan suami, asal untuk mengikuti perintah Allah SWT, akan diikuti. Gagal lagi usaha setan.

Terakhir tentu saja setan tetap berusaha melancarkan aksinya. Menggagalkan tindakan Nabi Ibrahim untuk mengikuti perintah Allah SWT. Akhrnya setan memutuskan untuk mendatangi Nabi Ismail. Setan juga membujuk Nabi Ismail untuk tidak menyetujui rencana Nabi Ibrahim ayah Nabi Ismail, yang sudah membawa pisau tajam untuk menyembelih Nabi Ismail. Di luar dugaan setan, bukannya Nabi Ismail mengikuti perintah setan atau menjawab seruan setan, tetapi Nabi Ismail mengambil batu untuk melempari setan. Hancur minah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun