Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Utusan Terakhir!

22 Februari 2018   20:49 Diperbarui: 22 Februari 2018   21:05 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

UTUSAN TERAKHIR

"Sungguh kedatangan cucu Prabu Betara Kresna sangat dinantikan oleh segenap punggawa dan seluruh rakyat di negeri Wirata, ngger," begitu Prabu Matswapati menyapa kedatangan Sri Kresna pada pasowanan agung negeri Wirata.

"Mohon beribu maaf, cucunda Kresna haturkan kepada Eyang Prabu Matswapati, bahwa cucunda Kresna terlambat memenuhi panggilan Eyang Prabu Matwapati Raja Negeri Wirata yang sangat cucunda Kresna segani. Juga mohon diampunkan kalau hal tersebut menjadikan kesusahan Eyang Prabu," hatur Sri Kresna.

"Bukan begitu, ngger. Cucuku Prabu Kresna Raja Dwarawati yang Eyang Prabu hormati. Memang sebelum cucunda Prabu Kresna datang di pasoawanan agung ini. Negeri Wirata kondisinya gelap, seperti kesaput mendung. Kedatangan cucunda Prabu Kresna bahkan dinanti sampai menjadi rintihan hati kawulo kecil di seluruh pelosok negeri Wirata. 

Namun setelah angger Prabu Kresna datang ke negeri Wirata, sepertinya langit di negeri Wirata tersibak menjadi terang benderang. Negeri Wirata seperti kejatuhan cahaya yang gilang gemilang, kebahagiaan begitu membahana bahkan sampai merasuki hati semua punggawa serta kawulo kecil di seluruh pelosok negeri," seru Prabu Matswapati Raja Kerajaan Wirata.

"Eyang Prabu, apa sesungguhnya maksud Eyang Prabu memanggil hamba Kresna ? Kalau memang akan menjatuhkan hukuman kepada cucunda dan tidak boleh ada orang lain yang tahu. Cucunda Prabu Kresna akan mengusulkan pembicaraan empat mata. Namun kalau hal tersebut boleh diketahui banyak orang, Cucunda Prabu Kresna akan memperhatikan, apa yang Eyang Prabu Matswapati hendak titahkan kepada cucunda Prabu Kresna," desah Sri Kresna Raja Kerajaan Dwarawati tersebut.

"Begini, ya ngger. Cucuku Prabu Kresna. Mungkin cucunda Prabu Kresna ingat, bahwa setelah saudara saudaramu para Pandawa, menjalani hukuman hidup 12 tahun di hutan dan harus menyamar sebagai rakyat jelata selama 1 tahun di masyarakat banyak, tanpa dapat diketahui, para Pandawa akan dibawa oleh cucunda Prabu Kresna ke negeri Dwarawati. 

Namun Eyangmu Matswapati Raja negeri Wirata ini, melarang hal itu, bahkan meminta para Pandawa untuk ikut hidup bersama Eyangmu di negeri Wirata. Karena ternyata, yang menolong bukanlah Eyangmu terhadap penderitaan Pandawa, melainkan saudara saudaramu para Pandawa yang telah menyelamatkan negeri Wirata dari serangan pasukan Kerajaan Astina.

"Untuk itu, setelah beberapa waktu yang lalu, sudah pernah ada yang ditugaskan untuk mengambil kembali wilayah Kerajaan Indraprasta yang dibangun saudara saudaramu para Pandawa yang telah diambil oleh Prabu Duryudana Raja Astina, karena saudara saudaramu Pandawa kalah taruhan dalam permainan dadu, dan separoh belah semangka Kerajaan Astina yang tidak diikutkan dalam taruhan permainan dadu itu, namun tidak diperoleh hasil seperti yang diinginkan. Untuk itu, Eyangmu bermaksud ingin meminta kesediaan Cucunda Prabu Betara Kresna untuk memikul beban berat sebagai utusan terakhir!

"Utusan terakhir dari para Pandawa, yang mendapatkan wewenang penuh untuk memperoleh hasil. Namun sebelum hal itu terlaksana. Eyangmu ingin mendengar terlebih dulu, pendapat dari saudaramu para Pendawa," lanjut Prabu Matswapati.

"Cucuku ngger, Puntadewa, bagaimana pendapatmu mengenai hal ini,"  tegas Prabu Matswapati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun