Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Banyak Rezeki karena Sedekah

22 Januari 2018   15:20 Diperbarui: 22 Januari 2018   15:28 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak Rejeki karena Sedekah?

Ya. Mungkin memang banyak yang bilang kalau mau mendapatkan banyak rejeki, banyak-banyaklah bersedekah ? Kok bisa ? Berikut saya coba sebar-luaskan hasil dialog dengan pengemudi travel. Dialog yang  muncul dari pertanyaan sederhana, tapi kemudian menimbulkan niat saya untuk menuliskannya di K.

Suatu hari tanpa sengaja, saya tanyakan kepada pengemudi travel, mengapa di warung makan tempat kami berhenti tadi banyak sekali mobil yang parkir di sana. ? Berbeda seperti bumi dan langit, jika dibandingkan dengan jumlah mobil yang parkir di warung makan di seberang jalan. Begitu juga halnya dengan kondisi warung makan didekatnya. Hampir setiap naik mobil travel yang berbeda-beda karena satu dan lain hal, tetapi pada umumnya para pengemudi travel itu memilih berhenti pada warung makan yang sama. Padahal kalau tempat parkirnya penuh atau datang dari arah yang berlawanan, bukankah lebih nyaman kalau parkir mobil tidak perlu menyeberang. Apalagi kalau warung makan yang di seberang lebih sepi, tentu akan lebih cepat dilayani.

Bagaimana bisa terjadi satu warung makan yang parkir mobil banyak sekali, sementara warung makan di seberang sepi, bahkan warung makan di sebelahnya mengalami hal yang sama. 

Ternyata warung makan yang banyak rejeki ditandai dengan mobil banyak parkir di sana, suka bersedekah. Maksudnya ? Para pengemudi travel yang membawa penumpang berhenti di warung makan itu, hanya membayar sejumlah uang yang bisa dihitung dengan jari. Tidak ditanya, apa masakan yang dipesan, apakah pesan minum atau tidak. Harga sama. Begitu datang duduk di warung makan itu, pengemudi travel langsung ditanya, mau makan apa ? Termasuk minumnya. Bukan hanya itu, kalau datang Idul Fitri, merek  diberi tanda mata. Apakah itu sarung dan peci atau bahan lain. Pemilik warung makan itu suka bersedekah.

Lho. Apa warung makan yang di seberang tidak begitu kepada pengemudi travel ? Para pengemudi travel kalau makan di warung makan di seberang diperlakukan sama dengan penumpang. Berapa banyak mereka pesan, sebesar itu pula mereka bayar. Du warung makan sebelah juga seperti itu. Jadi akhirnya mereka memilih berhenti di warung makan yang pemiliknya suka bersedekah.

Sesungguhnya pemilik warung makan yang suka bersedekah itu sedang praktek menunjukkan rasa cinta kepada sesama. Si pemilik warung makan tahu bahwa para pengemudi travel sedang berjihad di jalan Allah, mencari nafkah untuk anak istrinya. Begitu juga halnya dengan pemilik warung. Rasa cinta yang ditunjukkan pemilik warung makan itu dibalas oleh para pengemudi travel dengan mengistirahatkan penumpang di warung makan itu. Kalau pun tidak semua penumpang makan, tetapi bisa saja ada yang beli minuman atau kue-kue. Bukan itu saja dengan banyak mobil travel yang parkir di warung makan itu, akan menarik mobil-mobil lain yang lewat jalan itu, untuk istirahat. Tentu saja, penumpangnya, Insya Allah akan makan minum di warung makan itu. Ada kecenderungan para pengemudi jarak jauh akan memilih warung makan yang banyak dijadikan tujuan, untuk istirahat. 

Jadi tidak perlu ragu untuk bersedekah. Insya Allah banyak rejeki yang akan didapatkan dengan sedekah. Aamien.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun