Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Politik

Seperti UAS, Aksi 212 Bagus Menjadi "Presure Group"

14 Januari 2018   19:58 Diperbarui: 14 Januari 2018   20:14 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Merebaknya berita mahar politik, menjadikan aksi 212 sasaran tembak yang empuk.

Bermula dari nyanyian La Nyala, tentang mahar politik, alumni 212 terkena imbasnya. Gerakan 212 yang tadinya disebarluaskan sebagai bukti ghirah umat Islam yang semakin menguat, terserang infeksi motif politik. Tidak dapat dipungkiri mahar politik menjadikan gerakan alumni 212 dianggap tidak murni lagi. Gerakan alumni 212 dianggap lebih menonjolkan warna politik islam dari pada islam politik. 

Ada sinyalemen seolah olah pintu politik islam menciderai gerakan murni alumni 212. Dalam alam pikiran banyak orang politik itu "kotor". Jadi agama dalam hal ini islam tidak seharusnya masuk ke ranah politik. Aksi 212 yang mampu menunjukkan warna islam politik yang besar, murni dan membumi, dianggap dapat menjadi kekuatan politik islam yang tangguh. Boleh jadi beberapa orang yang berpengaruh pun beranggapan demikian. Simpang siurnya proses pencalonan pilkada di Jawa, bisa jadi dipengaruhi dampak dari kekuatan politik islam alumni 212.

Terlepas dari asumsi gerakan alumni 212 yang mengental pada politik islam dari pada islam politik, pasca reuni 212 memang menjadi sesuatu hal yang menarik untuk terus mengamati gerakan alumni 2112. Bukan hanya karena  alumni 212 dapat mengumpulkan massa yang luar biasa besar tanpa biaya, seperti halnya partai politik atau gerakan politik yang lain. 

Reuni 212 meneguhkan kembali kecintaan umat Islam kepada Allah dan Rosulnya. Belum pernah terjadi di Indonesia umat islam berkumpul sebegitu besar jumlahnya, atas motivasi identitas mereka sebagai umat islam. Umat pilihan. Umat yang ditugaskan menunjukkan bukti bahwa Islam itu untuk rahmat seluruh alam. 

Reuni 212 memberikan contoh bagaimana berkumpulnya berjuta orang dengan kasih sayang. Saling membantu satu sama lain. Berikhtiar untuk menunjukkan kecintaannya kepada Allah dan Rosulnya. Jauh dari tindakan anarkhis. Bahkan setelah acara selesai mereka ikut kerja bhakti bersih bersih Monas. Suatu hal yang tidak akan dijumpai pada acara pengumpulan massa oleh pihak lain. 

Potensi dari mewujudnya bersatunya umat Islam tersebut lalu akan dikembangkan oleh beberapa alumni 212 menjadi suatu gerakan. Ada yang bermaksud untuk perbaikan ekonomi umat. Ada yang bertujuan untuk meneguhkan komitmen politik umat. Wajar saja kalau kemudian dalam tahun politik ini, muncul wajah politik islam dari pada islam politik. Hal itu merupakan konsekwensi logis dari menguatnya kepercayaan diri terhadap kekuatan politik umat. 

Namun dengan merebaknya berita mahar politik, gerakan alumni 212 seperti mendapat badai mawar. Gerakan yang tadinya dianggap mewakili islam politik yang besar, murni dan membumi, seolah-olah lalu terkena infeksi. Mana yang besar itu, kalau ternyata tidak menonjol. Mana yang murni itu, kalau ternyata ada mahar juga. Mana yang membumi itu, kalau ternyata tidak berhasil menggolkan calon calonnya.

Potensi gerakan alumni 212 perlu dikembangkan bukan saja melalui politk islam yang ternyata tidak mendapat hasil yang optimal, tetapi perlu lebih fokus kembali kepada gerakan islam politik. Gerakan alumni 212 perlu didorong ke arah Presure Group. Dengan pola presure group nilai islam yang diperjuangkan dapat menjangkau kepentingan yang lebih luas dan menjangkau masyarakat yang lebih beragam. 

Seperti halnya Ustad Abdul Somad. UAS tidak dapat terjun ke dunia politik karena posisinya sebagai ASN. Tetapi UAS dapat mendorong pejabat, petinggi, pengambil keputusan untuk melaksanakan nilai nilai Islam. Kalau secara individu Ustaz Abdul Somad mampu menjadi icon baru pemimpin umat, maka gerakan alumni 212 diyakini juga dapat mewarnai nilai nilai islam dalam bersama-sama memajukan masyarakat bangsa dan negara, menuju terwujudnya islam sebagai rahmatan lil alamin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun