Mohon tunggu...
Siti Masitoh
Siti Masitoh Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Masalah buat Lo?

8 Maret 2018   22:17 Diperbarui: 8 Maret 2018   22:30 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kompleksnya kebutuhan hidup manusia menjadikan orang musti bekerja demi memenuhi kebutuhannya. Tak jarang pula orang mengalami masalah dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan hidup. Ada yang merasa kekurangan, ada yang merasa orang lain lebih beruntung darinya, ada yang merasa seolah-olah dunia tidak berpihak padanya. Apapun itu intinya adalah ada kebutuhan hidup yang belum mampu dicukupi pada saat ini. Lalu, sebenarnya apa sih definisi masalah itu?

Masalah adalah jarak antara kenyataan dengan harapan. Jika suatu keadaan ternyata berbeda dengan yang diharapkan, maka hal tersebut menjadi masalah. Masalah dapat terselesaikan jika jarak antara keduanya menjadi nol.

Misalnya adalah tentang sesuatu yang biasa dialami oleh kebanyakan wanita, yaitu berat badan. Ketika seorang wanita mengharapkan berat badannya 50 kilogram, tetapi kenyataan menunjukkan angka 85 pada timbangan, maka hal ini menjadi masalah baginya. 

Masalah juga terjadi ketika seorang mengharapkan gaji 5 juta rupiah per bulan, tetapi angka yang tertera pada slip gaji menunjukkan 500 ribu rupiah, tentu hal ini menjadi masalah baginya. Ada seseorang yang tinggal di rumah kontrakan, tetapi ia sangat ingin seperti teman-temannya yang sudah mempunyai rumah sendiri, maka ini pun menjadi masalah tersendiri.

Masalah-masalah tersebut tak jarang menjadikan orang menjadi sensitif perasannya. Ketika mendapati sesuatu yang memicu, maka perasaan yang bersangkutan menjadi tidak tenang. Namun lain halnya jika orang tidak menganggap sesuatu sebagai masalah. 

Ambil saja contoh tentang wanita yang mempunyai berat badan berlebih. Ketika ia tidak menganggap hal itu sebagai masalah, maka kehidupan pun akan berjalan dengan tenang. Orang lain berkata gendut, subur, gembrot, dll, maka hal itu tak membuatnya risau. Demikian halnya dengan tuntutan kehidupan yang beraneka ragam. 

Orang yang tidak menganggap hal tersebut sebagai masalah, maka akan tenang dalam menjalani kehidupan. Ia menjadi orang yang merdeka, yang tidak terpengaruh dengan ucapan orang lain, tidak 'loyo' dengan sindiran, dan tidak 'nglokro' atas apa yang oranglain katakan. 

Jika kita mau mengambil waktu sejenak untuk merenung, memang terkesan aneh orang-orang yang suka mengurusi orang lain. Ia suka mengkritik tetapi tidak memberi solusi. Orang-orang tersebut tidak berfikir secara konstruktif tentang bagaimana orang lain bisa menjadi lebih baik. Maka lebih sering ia hanya menyumbang komentar saja.

Maka memang, sesuatu bisa saja dianggap sebagai masalah, dan juga bisa dianggap bukan masalah. Hal ini tergantung pribadi masing-masing yang menjalani. Ketika seseorang mempunyai badan yang gendut, kemudian dikomentari dengan sebutan gendut, apakah ini menjadi masalah bagi yang berkomentar? Sedangkan yang mempunyai badan gendut saja tak menganggap itu sebagai masalah. 

Maka ketika komentar tersebut ditanggapi dengan santai, penulis yakin orang yang suka berkomentar tersebut akan kapok dari kebiasaannya. "Aku memang gendut, tapi ini bukan masalah bagiku, memang ini yang kuinginkan, jadi ya nggak usah komentar (sambil tersenyum tenang)".

Kesimpulan,
Menjadi pribadi yang bisa memanage suatu masalah adalah sangat penting. Hal ini dikarenakan kita sendiri yang bertanggungjawab atas perasaan kita. Orang bijak berkata, kebahagiaan itu diciptakan, bukan diraih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun