Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Felix Siauw Rujuk dengan NKRI?

22 September 2019   06:30 Diperbarui: 22 September 2019   12:56 1965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Habib Umar bin Hafidh bercakap dengan Felix Siauw | Foto. Fb Felix Siauw

Sayangnya bagi kalangan pro HTI, penolakan terhadap ide khilafah itu dinarasikan sebagai kekuatiran kaum Islam liberal, pro Syiah dan sebutan-sebutan asal-asalan lain yang memiliki kekuatiran serupa di atas. 

Mereka pun berkoar tentang sikap yang mereka sebut sebagai kebencian umat Islam akan atribut keislamannya sendiri. Hal itu mewakili kondisi dimana sebagian muslim menentang HTI dengan tak menghormati lambang "parpol berbaju ormas" yang meminjam kalimat tauhid itu.

Mengenai khilafah, dalam mau'idhah-nya di depan Majlis Muwashalah Bayna al-Ulama wa al-Muslim di Puncak Bogor tahun 2009, Habib Umar menyatakan bahwa khilafah yang lurus hanya terjadi selama 30 tahun saja. 

Hal itu terimplementasi pada masa kepemimpinan khulafaurrasyidin yakni sayyidina Abu Bakar al-Shiddiq, Umar bin Khaththab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhuma. Lalu 6 bulan yang tersisa dari 4 masa kepemimpinan itu dilunasi oleh sayyidina Hasan bin Ali yang menjadi amirul mukminin selama 6 bulan. 

Habib Umar pun mengatakan bahwa tak ada ulama salaf yang menggalang kekuatan untuk kembali mendirikan pemerintahan sebagaimana yang terlaksana pada zaman khilafah 'ala minhaj nubuwwah, khulafaurrasyidin. 

Adalah mustahil jika mereka tak paham akan nash-nash al-Quran dan kenabian yang membahas mengenai hal itu. Sehingga dengan begitu mereka meyakini apa yang dikatakan nabi sebagai masa saat umat Islam berada di bawah kekuasaan yang menggigit dan diktaktoris yakni selepas 30 tahun masa pemerintahan khalifah yang lurus. 

Mengenai kembalinya khilafah 'ala minhaj nubuwwah, Habib Umar terlihat tak ingin larut dalam perbedaan pendapat mengenai waktu terjadinya apakah terjadi pada masa salah satu khalifah Bani Umayyah yaitu Umar bin Abdul Aziz atau menjelang kiamat kelak.

Sebagian ulama --termasuk kakek pendiri Hizbut Tahrir, Syekh Taqiyuddin al-Nabhani yakni  Syekh Yusuf al-Nabhani-- mengatakan bahwa kembalinya khilafah 'ala minhaj nubuwwah terjadi pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Abdul Aziz. 

Habib Umar sendiri adalah sosok ulama sunni yang sangat dihormati oleh kaum muslimin sedunia tak terkecuali oleh kaum nahdliyyin di Indonesia. Habib Umar dipandang sebagai sosok ulama moderat yang mewakili figur ahlussunnah wal jamaah di masa ini. 

Sehingga melihat Felix yang mau mendekat kepadanya, muncullah asumsi-asumsi bahwa syabab HTI itu on the way rujuk kepada pandangan para masyayikh akan legitimasi NKRI sebagai sebuah negeri berdaulat dalam pandangan syariat. Benarkah begitu? 

Kita lihat saja nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun